Semua manusia di dunia ini
pasti pernah merasakan titik terendah dalam kehidupannya. Mulai dari hal-hal
kecil sampai hal yang besar. Sedikit contoh dari hal kecil adalah nggak punya
pacar, setiap malam minggu di habisin di kamar sambil nonton film india, dan
banyak lagi hal yang nggak bisa gue tuliskan disini. Contoh dari hal besar
adalah seperti NGGAK PERNAH PUNYA pacar selama sembilan belas tahun, dan
kemudian punya gelar sebagai jomblo perak. Gue kapitalin tulisan ‘nggak punya’nya,
supaya gregetnya terasa. Itu memang murni pengalaman gue sih, tapi anggep aja
itu pengalaman orang lain.
Di tulisan gue yang ini, gue
pernah ngebahas tentang pertemanan juga. Tapi masalah yang gue hadapi sekarang
berbeda dari cerita sebelumnya.
Alhamdulillah sekarang
gue punya temen deket. Anggap aja namanya Ria. Itu memang nama aslinya sih,
tapi anggap aja itu nama samarannya. Pertama kali ketemu sama Ria, gue nggak
ada pikiran sama sekali untuk bisa jadi temen deketnya. Malah pertama kali
ketemu, gue naksir sama Ria dan mimpi bisa jadian sama dia.
Pertemanan gue makin deket sama
Ria, ketika kita ketemu di kampung unik. Kalo sebelumnya gue sering curhat
sama Ria via telpon, dan sukses bikin pulsa gue abis. Kalo sekarang, gue
nggak perlu mikirin pulsa abis, soalnya gue bisa cerita langsung sama orangnya.
Sebelum gue kenal Ria, gue punya sifat aneh dengan cewe. Entah kenapa Gue
grogi setiap ketemu sama cewe. Dan sampai gue kenal Ria pun, gue masih punya
sifat itu. Keren banget gue kan?
Pertama kali gue makan bareng
berdua sama Ria, itu... ‘Sesuatu’ banget. Cowo dengan sifat grogi setiap
ketemu cewe, sekarang berhadapan langsung sama cewe cakep. Ketika kita
makan,semua pandangan pengunjung lain langsung mengarah kepada gue dan Ria.
Gue melihat tatapan orang-orang, seolah-olah mereka berkata,
‘Kasihan perempuan
cakep itu. Dia udah di guna-guna sama cowo itu’. Dan cowo itu adalah gue. Iya,
GUE. Kampret memang orang-orang itu.
Basa-basi pun dimulai.
Pertanyaan gue dimulai dengan ‘Bagaimana kabarnya?’ ‘Sekarang pacarnya siapa?’
‘Orangtua gimana kabarnya?’ ‘Nama bapak siapa?’ ‘Pekerjaannya apa?’ ‘Nama ibu
siapa? ‘Pekerjaannya apa?’. Intinya, ketika itu gue serasa jadi staff TU di
kampus. Jawabannya pun di barengi dengan ketawanya yang membahana. Nggak
nyangka kalo cewe cakep ketawanya keras banget. Tapi dari sekian jawaban yang
dia jawab, yang masuk ke kuping gue hanya, ‘Nggak. Gue nggak punya pacar’.
Terharu gue.
EMANG SIAPA YANG MUJI ELO,
MAT??!!
Nggak terasa, gue dan Ria udah tinggal di kampung unik hampir tiga bulan lebih. Dan selama itu, kita
ketemuan. Hampir setiap hari kita pasti ketemuan dan makan bareng. Pas di
awal-awal makan bareng, jujur itu adalah ujian tersendiri untuk gue. Karena
ketika itu, sifat grogi terhadap makhluk bernama ‘cewe’ masih gue miliki. Dan
setiap kali gue makan bareng Ria, gue nggak berani liat mukanya. Gue hanya
berani menatap mukanya, ketika dia lagi ga liat gue. Dan ketika dia melihat ke
arah gue, gue buang jauh-jauh muka gue. Uuh... bukan maksudnya, mukanya di
copot kemudian di buang ke tempat sampah. Tapi pandangan gue. Dari yang tadinya
natap wajahnya, gue arahin pandangan ke hal lain.
Gue inget, ketika kita makan di
salah satu warung makan. Dia berjanji akan menjadi sahabat gue untuk selamanya.
Begitu pun dengan gue. Kalo pun ada diantara kita yang punya masalah, kita
selesain bersama. Ini pertama kalinya, ketika gue menganggap orang sahabat gue,
dia pun menganggap gue sebagai sahabatnya juga.
Tapi semua itu mulai berubah
ketika perjalanan gue ke pulau sempu... Yang belum baca ceritanya, bisa baca
disini.
Temen gue, anggep aja namanya
Boby. Dia sebelumnya menyuruh temen gue yang lainnya, anggap aja namanya Fahri,
untuk jadian sama Ria. Tapi setelah kejadian Sempu itu, Boby inilah yang
cinlok terhadap Ria.
Si Boby, nggak pernah ngomong
tentang Ria ketika gue ada di kamarnya. Kalo dulu, Fahri sering di becandain
untuk jadian sama Ria, sekarang gue nggak pernah denger hal itu. Si Boby
nggak pernah membahas tentang Ria di depan gue. Begitu juga dengan temen-temen
yang lain, mereka juga nggak ada yang pernah ngomongin tentang Ria, ketika
gue kumpul bareng mereka. Temen-temen gue, hanya mengetahui kalo Ria ini
adalah sepupu gue, makanya mereka nggak pernah membahas Ria ketika gue kumpul
bareng sama mereka. Memang pertama kali, gue mengaku kalo Ria ini adalah
sepupu gue, agar gue bisa menjaganya.
Boby dan Ria sering ngambil
kursus bareng. Entah itu sengaja atau nggak, intinya mereka satu kelas. Jujur,
gue nggak suka kalo mereka satu kelas seperti itu. Pernah sekelas, dan dua kali
sekamar sama Boby, kurang lebih gue tau siapa Boby dan bagaimana sifatnya.
Pernah ketika malam itu gue
ajak Ria untuk makan malem bareng. Dia bilang kalo lagi nggak enak badan, dan
males untuk keluar kamar. Makan malam pun gue pending sampai jam sembilan.
Ketika gue keluar buat mencari makanan, gue liat kalo Ria bareng sama
temen-temen gue yang lain. Termasuk Boby. Dia beralasan kalo tadi, dia diajak
sama temen sekamarnya untuk makan. Kebetulan dia juga ingin fotocopy sesuatu,
makanya dia terima ajakan teman sekamarnya itu. Dan ketika di perjalanan
pulang, mereka bertemu sama temen-temen gue yang lainnya. Dan kumpul bareng
sama temen-temen gue yang lain.
Gue percaya kalo apa yang
dikatakan oleh Ria itu memang benar adanya, dan gue tau kalo dia nggak
berbohong. Tapi entah kenapa, malam itu gue nggak bisa tidur nyenyak. Kejadian
itu masih kepikiran di kepala gue.
Tapi semarah apapun gue sama
Ria, gue nggak akan bisa bertahan untuk marah lama-lama. Ke-esokan harinya
gue akan bertemu sama Ria lagi, ngobrol hal-hal yang nggak penting, kemudian
mentertawakan tingkah konyol gue.
Sekarang gue juga nggak deket
lagi sama Boby. Memang sebelumnya gue nggak pernah deket sama Boby. Kita hanya
kebetulan suka dengan hoby futsal, sehingga hanya deket ketika main futsal.
Selain itu nggak pernah. Gue jarang main ke kamarnya lagi, Fahri yang biasanya
makan bareng sama gue, saat ini juga jarang makan bareng sama gue. Mungkin
Fahri memang lebih dekat sama Boby, sehingga mereka sering keluar bareng.
Sampai akhirnya....
‘Gue nggak mau deket sama
temen-temen lo lagi, mat. Begitu juga sama lo, mat’ Itu pesan yang gue terima
terakhir dari Ria. Mungkin Ria merasa, karena dia lah gue nggak akrab sama
temen-temen gue lagi. Terutama dengan Boby. Kenyataannya memang gue nggak
pernah deket sama Boby, Ria.
Yah, sekarang gue merasakannya
lagi. Kehilangan orang yang bener-bener gue sayang. Kalo kemarin gue udah
pernah merasakannya. Saat ini gue merasaknnya lagi. HAMPA. Rasa itu lagi yang
gue rasakan saat ini. Gue nggak punya lagi seorang temen untuk berbagi keluh
kesah. Gue krisis kepercayaann terhadap orang lain. Cuman sama Ria, gue bisa
jujur cerita masalah-masalah yang gue punya. Tetapi..... Gue sama sekali nggak
menduga kalo akan berakhir sama seperti sebelumnya. Ini bukan salah Ria, ini
murni kesalahan gue. Sifat gue yang masih sering bertanya berbagai hal
terhadapnya dan kekanak-kanakan, itu salah satu alasan yang membuat Riani membenci gue.
Menjadi temen yang baik. Itu
salah satu resolusi gue di tahun ini. Gue hanya ingin peduli terhadap orang
lain, tetapi kenapa berakhir seperti ini lagi?. Yah, kalo pun diri ini memang
belum pantas mendapatkan seorang sahabat, setidaknya jangan biarkan orang-orang
yang hamba sayang menangis. Jagalah mereka untuk tetap tersenyum, Ya Rabb.
Lebay sih. Tapi.... |
Kalo kalian punya saran
terhadap masalah gue ini, tulis di kotak komentar ya. Di tunggu sarannya ya.
Tags:
Dailylife
untuk menjadi pribadi yang menarik dan menyenangkan itu gak susah. coba jadi diri sendiri, kalaupun ada yang gak cocok dengan pribadi kita itu hak mereka, karena kita gak bisa memaksakan untuk menyukai pribadi yang kita miliki.
ReplyDeletepengalaman akan membuat kita belajar banyak, kalau udah tau kekurangan yang kita miliki coba deh belajar bersikap dewasa.
yah, memang bener sih. hanya menunggu waktu sampai gue bisa bersikap dewasa. lagi pula, memang gue juga nggak bisa memaksakan kehendak orang lain, yg nggak suka terhadap diri gue
DeleteWaduh, parah banget. Itu semacam ditikung versi legal ya. Gue bukan pakar asmara, jadi bingung harus komen apa. Paling cuman bisa komen paling standar di muka bumi: sabar, ya.
ReplyDeletehahaha......
Deleteentah lah. gue merasa kehilangan sahabat gue itu. bener-bener kehilangan. mungkin untuk selamanya, dia nggak akan pernah bisa untuk kembali seperti sebelumnya. seperti gue mengenalnya pertama kali
hmm, serba sulit juga sih.
ReplyDeletetapi selama ini saya punya sahabat cowok (karena saya cewek), saya ikut ngdukung apa yang dia lakukan, deket sama siapa pun nggak masalah, intinya bagaimana kita menjadi pendengar dan pemberi saran yang baik untuk mereka tanpa mengutamakan ego kita :)
salam kenal yaaa..
itu yg masih gue pelajrin sekarang. belajar agar nggak menutamakan ego gue dalam hal pertemanan.
Deletemungkin aja, si Boby setelah deket sma sahabat gue, dia berubah menjadi org baik. yah, semoga.
gak bisa ngasih solusi ato saran sih bang. Soalnya aku juga lagi belajar buat ngedapetin sesosok sahabat.
ReplyDeleteGak pernah ada sahabat berbagi cerita aku nya, eh ada sih. Buku bisa di bilang sahabat gak ya?
Jadi diri sendiri aja bang. InsyaAllah kalo ada yang sejalan, kompakan, bakal jadi sahabat.
yapp... bener banget. smoga suatu saat nanti, gue bisa menemukan seorang tmen yg bisa menerima gue apa adanya.
Deletelo juga, smoga cepet menemukan sahabat sejati ya
wah...
ReplyDeletepasti kejadian itu cukup nyakitin.
lo blm terbiasa akrab ma cwe, eh ktemu ria, bertemen ma dia n nyaman, itulah yg bikin perasaan lo berubah dr temen jd demen.
mnrt gw sih, resolusi taun nie coba utk gk kekanak2an. diilangin sdikit demi sdikit :-D
di waktu2 yg akan datang pasti kok lo knal org baru yg bs gantiin posisi si ria itu di hti lo :-D
gk masalah lah klo lo ngerasa gak ganteng (itu menurut lo kan, yg lo bilang di paragraf tengah hehhe) banyak cwe yg suka ma cwo krna sikap dan kedewasaan (bs ngayomi) yg dimiliki cwo itu.
semangat!
bukan cukup nyakitin. ckup membuat gue sperti org bdoh yg menangisi kepergian org yg di sayangnya, mbak ina. hahahah
Deletehahah.... smua tntng msalah waktu. hnya persoalan waktu, sampai gue bisa menjadi org yg dewasa.
hahaha... kampret dah ah
astagaa...se-frustasi itu ya...
ReplyDeletetapi gue pernah sih kayak gitu...pas SMA...
ujung2nya gue sadar kalo kedekatan itu nggak bisa dipaksakan..
dan gue terbiasa dekat sama semua orang, but...nggak terlalu-dekat...soalnya kalo udah terlalu dekat, pasti bakalan sakit banget kalo terjadi sesuatu.. zzzz
yah, gue cuma hanya ingin jadi seorang temen yang baik, mif.
Deletebner, mif. akit banget ini. nyeseeekkkk. hahaha
yaahh.. bingung mau kasih saran apa kak. pernah sih ngalamin ini pas smp, tapi selesai gt aja. pokoknya kedua pihak saling ngalah gt. cuma gitu sih. maaf ya nggak bisa kasih saran...
ReplyDeletehahah....gpp, li. ga maksa juga. heheh
Deletennti gue yakin, gue pasti bisa nerima ini dgan hati yg lapang.
Susah ya kalo ada konflik internal gitu. Semua jadi serba salah...
ReplyDeleteSaran gue sih lo jangan terpuruk lagi dan usaha sebisa mungkin agar sesuatunya itu kembali lagi seperti semula. Kalian nggak butuh siapa yg bener dan siapa yang salah, tapi yang kalian butuhin adalah orang yang pemikirannya dewasa diantara kalian...
Nice post. Sedih juga. Tapi kalo gue boleh nyaranin, kyknya lo pas nulis ini jadi kebawa suasana ya? Soalnya di akhir cerita kayak jadi full curhat gitu, nggak lagi fokus ke pembaca. Hehe...sory gue sotoy.
iye, cuy. jadi serba susah.
Deleteyah, smoga gue bsa scepatnya mnjadi org yg berfikiran dewasa
wahahaha.... iye'', bang. gue jdi kebawa suasana
ceritanya panjang dan emosional... kalo emng kamu tulus sama Ria, ya ngertiin dong dia, kamu jelasin ke dia gimana yang sebenarnya... bukannya yang namanya teman itu selalu bisa mahamin kondisi teman lainnya...
ReplyDeletemaaf udah sok sok curhat disini... hehehe salam kenal yah :D
yah, gue juga lagi berusaha untuk memahami hal ini. ternyata nggak semudah layaknya cerita di novel''
Deletegimana yah, kalo lo punya temen terus mereka naksir cewe yang sama termasuk elo, mending jujur2an ajah sama mereka, kalopun harus saingan yah yang sehat lah. mereka juga bakalan ngerti kok. cewe emang nggak bisa di jadiin sahabat kalo lo suka bilang ajah... jangan ribet.
ReplyDeletehahah setuju, pik. gue udah jujur itu. gue nggak mau jadian, dan juga nggak mau pisah. eheheh
DeleteMulia banget Ji, biar udah dikecewain tapi tetep mau mendoakan. Good!
ReplyDeletelagi berusaha untuk lapang dada, bang. heheh
DeleteMasih masalah yg sama ya zi...ehm, tpi anehnya knpa kmu blng ke tmn tmnmu kl dia adalah sepupumu? Bsa jdi tu tmnmu tanya sma ria trus ria blng nggak...nah hal hal kek gtu yg MUNGKIN bikin Ria krng berkenan..dn kl q liat, dn mungkin jga salah...kyk kl km msal punya tmn cewe satu rasanya kek digenggaaam mulu gtu..bsa jdi cweknya jdi krng nyaman.. itu mgkin sih zi...just ask ur heart then...
ReplyDeletebiar temen-temen gue pada nggak ngepoin gue.
Deleteklo itu sih, gue yakinnya ria, blg gue juga sahabatnya.
iya, memang sih. sma halnya pasir. smkin kuat di genggam, smkin tumpah pasirnya
hi sblmnya saya mau ketawa dulu ya hahaha... kocak bang postingnya (walopun pastinya bukan niat mbanyol yak?!) u r such a good guy. i wish u meet another good girl soon... salam kenal
ReplyDeleteheheh, mkasih mbak.
Deleteamin. scepatnya kalo bisa. eheheh.
salam kenal jga, mbak
Oke mari kita fokus ke kata "Main ke kamar". Hmm.. Lo sering main ke kamar cowok zi??? Ngapainnnn???? Astagaa.. Kembalilah ke jalan yg benar nak. Masih banyak cewek di dunia ini. #halah #Abaikan
ReplyDeleteKalo menurut gue sih, lo punya perasaan lebih ke RIA(n) #eh makanya lo sampe merasa nyesek karena dia berubah. Gue sih nyaranin lebih laik lo sampein perasaan aja. Biar dia tahu. Masalah si Bobby mah, bilang lo udah normal. Gak mau main ke kamarnya lagi. Wakakakakaka xD
Eh kampung unik kek gimana sih? Warganya pada jalan kebalik gitu ya? :/
hasyaaaahhh
Deletenamanya dia emang aslia RIA, rik. ga usah ngada'' dah lo _ _"....
klo pnsran, baca aja postingan gue blumnya. abis itu di komen deh. waahahah
aduh kak, itu nyesek banget deh...
ReplyDeletemau kasih komen apa ya? bingung..
kalo menurut aku sedeket apapun kita sama lawan jenis, bunga-bunga asmara itu pasti ada, makanya ada sedikit perasaan yang gak enak gitu kalo ngeliat cewek yg lagi deket jalan atau deket sama orang lain..
satu kata sih kak, sabar yah #pukpuk
nah itu dia. bner banget. gue juga merasakan hal itu, nih. eheheh
Deletetapi gue nggak mau sampe jadian jgua sih sama Ria.
ini gue juga lagi berusaha sabar. ehehe