Hari valantine kemarin, bagi gue sama
aja layaknya hari-hari biasa. Hanya HARI BIASA. Hari valantine itu
hanya dirayakan oleh orang-orang yang punya pacar. Berhubung saat ini
gue nggak punya pacar, karena sampai saat ini belum ada cewe yang
pantas mendapatkan gue *Tsaah, makanya gue nggak merayakan hari alay
itu.
minjem dari sini |
Kalo emang beneran sayang, lakukan
dengan perbuatan, tuntun dia ke jalan yang benar, selalu ada ketika
pacar lo membutuhkan pundak lo untuk berkeluh kesah. Kalo pun, ketika
pacar lo lagi sedih, dan lo sendiri lagi sibuk mikirin tugas kuliah,
sampai lo nggak bisa memberikan pundak lo kepada pacar lo untuk
berkeluh kesah. PANGGIL GUE. pundak gue siap untuk jadi sandaran
pacar lo. *KhususCewe
Valentine kemarin, paling berkesan
untuk penduduk yang tinggal di daerah Jawa timur. Karena tepat di
hari valentine, gunung Kelud meletusss. JENG... JENG... JENG...
JENGGG..... *Backsoundhorror. Dan berhubung gue tinggal di kampung
unik, gue merasakan letusan gunung Kelud itu.
Malam itu, gue lagi asyik telponan sama
temen gue. Kebetulan yang gue ajak telponan adalah seorang cewe.Â
Makanya gue bilang ‘Asyik’. Kalo yang gue ajakin telponan saat
itu seorang cowo, kata ‘Asyik’ berubah menjadi ‘Biasa-biasa
saja’. Jadi bentuk kalimatnya adalah, ‘Malam itu, gue lagi
‘biasa-biasa aja’ telponan sama temen gue’. Nggak enak memang.
Anggep aja nama temen gue ini Dudu.
Itu memang nama aslinya sih. Dia kepingin banget, namanya masuk ke
blog gue. Dan berhubung gue adalah seorang teman yang baik, rajin,
pandai beralasan, peduli terhadap teman, tampan, ganteng, banyak
banget cewe yang ngejar-ngejar, makanya gue masukkan nama temen gue
itu ke blog gue.
Lo kira-kira sendiri lah, tulisan mana
yang Victim.
Dan ketika pembicaraan kita sedang,
‘hahaha-hihihi’, hujan pun turun.
Setau gue, kalo kostan gue hujan, pasti
udara di kostan mendadak sejuk. Secara, kostan gue adalah tempat
tinggal yang panasnya sungguh ‘Cetar’. Tetapi ini nggak. Kostan
gue tetap panas seperti sedia kala. Sedikit info tentang kostan gue,
udara sejuk di kostan gue hanya berlangsung ketika pagi hari,
siangnya nggak ada kata sejuk. Dan hal itu membuat gue sukses untuk
memejamkan mata lagi. Awal gue tidur udara masih sejuk, tetapi ketika
mata gue terbangun... semua terasa lengket di badan gue. Dan
bayangkan, keringet yang gue keluarin juga sudah sebesar biji salak,
sodaraa!. Udah bayangin aja. Pokoknya, kostan gue itu ‘Sesuatu’
banget.
Pandangan gue, gue arahkan keluar
kamar. Dan ternyata benar. Bukan air yang turun dari langit,
melainkan debu dan krikil. Seketika, gue inget akan kisah Nabi Luth.
Kaum yang memusuhi Nabi luth dan menentang ajaran agama Islam, mereka
di adzab dengan hujan batu. Karena apa? Karena kaumnya adalah pecinta
sesama jenis. Okeh, jangan berfikiran aneh ke gue seperti itu. Gue
normal, gue masih suka cewe. JANGAN LIAT GUE KAYAK GITU!
Minjem dari sini |
Gue panik, bingung, lapar. Entah lah,
gue merasakan semua hal itu. Tapi yang terpenting, telpon gue sama
Dudu, langsung gue matiin. Gue sih berharap si Dudu nelpon lagi. Kalo
dia temen yang baik sih, pasti dia nelpon gue. Pikir gue ketika itu.
Tapi kenyataannya, dia nggak nelpon gue. Entah dia nggak punya pulsa
untuk nelpon balik atau sekedar sms gue, entah dia memang males untuk
menelpon gue, entah dia memang mengharapkan gue agar tertimbun krikil
dan debu yang turun dari langit. Hanya dia dan Tuhan yang tau
alasannya. Temen-temen kostan gue yang lain pun juga keluar kamar,
dan menanyakan apa yang sedang terjadi di kostan ke gue.
Temen kost: Mas, ini ada apa ya?
Gue: Itu, mas... cewe-cewe yang gue
tolak, lagi marah-marah depan kostan. Tuh mereka lagi mukul-mukulin
kostan make kipas tangan.
Temen kost-an yang barusan bertanya,
mengacuhkan jawaban gue. Mereka seolah tidak peduli dengan jawaban
gue tadi. Mereka lebih memilih melihat keadaan langsung, ketimbang
menunggu jawaban gue. Lagi pula, gue memang menjawab pertanyaan
mereka dalam hati, wajar aja sih, kalo mereka nggak denger.
Hal yang langsung gue lakukan ketika
hujan krikil ini adalah menghubungi Ria. Iya, sahabat gue itu.
Walaupun dia udah jadian sama orang yang nggak gue suka, tapi
bagaimanapun juga dia adalah sahabat gue. Meskipun dia nggak bisa
terbuka lagi sama gue saat ini, nggak bisa sedeket lagi seperti dulu,
nggak bisa ketawa-ketawa lagi seperti dulu, dia tetep sahabat gue.
Gue udah berjanji sama dia untuk menjadi sahabatnya, begitu juga
dengan dia. Untuk apa gue berjanji, kalo hanya untuk diingkari. Cowo
keren itu yang selalu menepati janjinya. Yah, kayak gue ini lah.
*Aiish
Sms yang pertama gue kirimkan ke Ria
belum dibalas. Telpon gue juga yang ngangkat operator. Operator
kampret itu hanya mengabari kalo pulsa gue nggak cukup untuk
melakukan panggilan. Kampret memang. Operator nggak tau waktu. Di
saat-saat genting kayak gini, dia ngasih kabar buruk. Semoga ketika
tidur nanti, di mimpinya dia dikejar-kejar sama om-om dengan bulu
dada lebat. Amin.
Dengan bermodalkan sms gratisan, sms
kedua pun gue kirimkan lagi ke Ria. Sms balasan pun gue terima. ‘Mat,
hp lo nggak aktif? Kenapa nggak boleh keluar? Mat, tempat lo mati
lampu nggak? Gue takut...’ isi sms dari Ria ke gue. Memang kondisi
saat itu, sedang mati lampu total di kampung unik. Sebagai cowo
sejati, gue langsung balas smsnya seperti ini, ‘Sekarang lagi hujan
krikil plus debu. Udah nggak usah takut. Kan ada gue. lo pejamin mata
lo aja, ntar gue ada di samping lo, nek’ dahsyat banget isi pesan
gue.
Selang beberapa menit, gue menerima sms
balasannya, ‘Kalo lo ada di samping gue, gue usir lo, mat. Udah ah,
gue mau lanjutin tidur gue lagi. wkwkwk’ bangke. Gue kira
balasannya akan berakhir indah, tetapi kenyataannya berakhir seperti
itu. Ternyata cewe itu nggak peka. CEWE ITU NGGAK PEKAA, SODARAAA!!!
**
Pagi harinya, gue nggak liat ada
pemandangan cowo yang beromantis-romantisan sama pacarnya. Sambil
ngasih coklat lah, ngasih bunga lah, ngasih tulang rusuk lah. Gue
nggak melihat itu. Perfect, gue bahagia nggak melihat adegan
nista itu. Tetapi, pagi itu di penuhi oleh pemandangan debu yang
menutupi jalanan, dan orang-orang yang berkeliaran dengan menggunakan
masker. Debunya tebal sangat.
Hari itu juga, banyak murid-murid di
kampung unik yang memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing
dan bukan ke rumah pacarnya. Karena mereka takut kalo gunung Kelud
meletus lagi. Gue, Ria dan Avi, memutuskan untuk membeli tiket untuk
kepulangan kita menuju Jakarta. Sebenernya gue nggak ada niatan untuk
pulang ke Jakarta. Karena berhubung Ria akan pulang, sehingga gue
memutuskan untuk pulang bareng.
Di perjalanan kita membeli tiket, Ria
lebih deket sama Avi ketimbang gue. Sakit liat orang yang dulu deket
sama lo, sekarang deket sama orang lain, dan lo di campakkan. Gue
tanya ke Ria, apakah kita memang nggak bisa sedeket yang dulu lagi.
Ria pun menjawab, ‘Gue lebih milih Avi, ketimbang lo, mat. Karena
dia bisa bersikap biasa sama Boby, orang yang gue sayangi itu. Nggak
seperti lo, mat’. Nggak usah gue jelasin gimana kondisi hati gue
ketika Ria bicara seperti itu ke gue. Bayangkan aja, ketika ada orang
yang lo sayang, berkata seperti itu ke diri lo. Rasanya itu, SAKIT.
*sambilnunjukhati
**
Ke-esokkan harinya, sebelum kita
berangkat, Boby menemani Ria. Ketika itu Ria menggunakan jaket Boby,
dan pegangan tangan dengan Boby. Males gue liat adegan itu. Walaupun
gue menyuruh diri gue sendiri untuk bersikap biasa, tapi kenyataannya
memang nggak bisa. Seandainya, ketika itu gue mau kentut. Pasti gue
akan kentut depan muka Boby. Aah.. seandainya aja.
Perjalanan gue ke stasiun nggak seperti
biasanya. Kalo biasanya gue hanya menempuh waktu setengah jam untuk
sampai di stasiun, tapi ini hampir memakan waktu satu jam. Faktor
debu yang masih menutupi jalan raya, sehingga pengendara motor lebih
memilih berjalan pelan. Jaket, celana, semuanya penuh dengan debu.
Seandainya, ada cabe-cabean yang naik motor ketika kondisinya seperti
ini, mungkin mereka akan terlihat seperti ini.
**
Perjalanan yang semulanya gue kira akan
seru, tetapi malah sebaliknya. Di tiketnya, tertulis kalo gue duduk
disamping Ria, sedangkan Avi duduk di tempat lainnya. Seneng? Banget.
ini berarti gue bisa menghabiskan waktu di kereta untuk saling
cerita, ketawa-ketawa lagi, gila-gilaan lagi sama Ria. Akan tetapi
kenyataannya nggak seperti itu.
‘Gue duduk di tempatnya bang Avi aja
ya’ kata Ria.
Gue paham dengan maksudnya Ria, kalo
dia nggak mau duduk bareng gue. Hahaha, bodoh banget gue mengira kalo
Ria ingin duduk bareng gue dan cerita-cerita lagi seperti sebelumnya.
‘Lo duduk bareng Avi. Gue yang duduk
disini. Nanti yang duduk disamping lo cowo semua, lo mau? Udah duduk
bareng Avi sana’. Kata gue.
Perjalanan yang gue kira akan
menyenangkan ini, malah menjadi perjalanan paling membosankan yang
pernah gue alami. Kita berangkat bertiga, tapi kenapa yang
‘haha-hihi’ cuman mereka berdua. Kita berangkat bertiga, kenapa
yang seru-seruan cuman dua orang? Apa gara-gara gue hobi makan,
sampai gue di kucilkan kayak gini? Apa gara-gara muka gue ganteng,
makanya mereka mengucilkan gue? *Kriikkriik
‘Lo bedua kenapa sih? Kita berangkat
bertiga, kenapa kalian doang yang seru-seruan?’ kata gue.
‘Yaudah,, gabung aja sini, mat. Gue
kirain lo tidur. Kayak cewe aja lo harus diajak-ajak dulu’ kata
Avi.
Kesel? Pasti. Gue udah bete, eh
ternyata Avi bilang seperti itu. Tapi, emang bener juga sih
perkataannya. Kenapa gue jadi mellow gini? Setelah Avi berkata
seperti itu, Ria malah tidur. Entah memang dia ngantuk atau sekedar
menghindar dari obrolan, intinya dia memejamkan mata. Bodoh banget
gue mengrapkan kehadiran gue di nanti oleh Ria. Ternyata Ria memang
nggak mau ngbrol sama gue. hahaha, ganteng banget gue (baca: Nyesek
banget gue).
Setelah kejadian itu, gue merenungi
semua kesalahan gue. Sekarang ini, gue memang terlalu mengekang Ria
dalam persoalan pertemanan. Seharusnya saat ini gue percaya sama Ria.
Percaya, sejauh apapun Ria pergi, dia akan kembali ke gue. Cerita
lagi ke gue. Percaya, kalo suatu saat nanti dia akan kembali deket
sama gue, seperti sebelumnya. Jangan lagi untuk mengekangnya.
Layaknya pasir, makin kuat di genggam, makin cepat perginya dari
sela-sela jari lo. Begitu juga dengan Ria. Udah deh, ketika orang
yang lo sayangi berbahagia dengan orang lain, pasti diri lo akan
turut senang.
See, valantine
itu nggak hanya untuk mereka orang yang udah punya pacar. Sayang,
nggak usah di ucapkan, tetapi buktikan dengan perlakuan. Gue lebih
milih sayang sama temen gue, ketimbang sama pacar gue. Karena apa?
Kalian pasti tau jawabannya.
minjem dari sini |
Sekian dan terima jodoh.
Tags:
Dailylife
ada hikmah dibalik semua kejadian gan, yang jelas kejadian itu bertepatan dg valentine pasti Yang Kuasa berbuat gitu karena ada sesuatu dibalik kejadian tersebut
ReplyDeletebener, gan. dan sekarang, gue lagi berproses untuk mencerna, hikmah dari kejadian yang saat ini gue alami, gan
DeleteIya ya ternyata pas valentine kemarin Kelud meletus hikkks
ReplyDeletebtw ini masih soal Ria ya? huaaaaahaaa
ternyata oh ternyata, ku kira setelah kejadian yg kemarin kamu gak bakalan deket2an sama Ria lagi
tapi bener sih cewek itu emang gak peka, lebih tepatnya PURA-PURA GAK PEKA, nyiahahaha
yg sabar ya si Ria pilih duduk bareng Avi, pukpukpuk Ziii :p
sayang2an gak emang harus sama pacar, karena aku tau kamu gak punya pacar kan Ziii? hahhaa piiisss
iya nih, ka mey. hahahah
Deleteiya, itu dia yang gue nggak sukain dari cewe. pura'' nggak peka. - -"
udah sabar kok, ka mey.
bener banget....... yang terakhir, nggak bisa dibaca, tulisannya ka mey
Iya,.. jadi lebih asyik valentine ke teman daripada ke pacar!
ReplyDeleteSelain lebih hemat energi, juga hewat waktu..
Lah,. Maksudnya? Pikir sendiri .. hehehe
Pas valentine juga, hujan kelud datang. Ini petanda teguran seperti kaum luth
bener banget. di tambah lagi, kita ga usah gengsi''an kalo sama temen sndri. hahah
Deleteuuh.... mungkin juga kali yak
Wah... kampung unik itu dimana sih? "unik" itu nama kampungnya atau kampungnya yang unik? *Bingung
ReplyDeleteUdah lah bro, gue juga pernah ngalamin kondisi yg sama dengan lo, disaat temen yg lo sayang malah jadian sm org yg lo gak suka. Ntar mereka juga bakalan renggang sendiri, dan disaat mereka mulai renggang, lo harus cpt tanggap dan masuk utk memisahkan mereka. HAHAHA kejam!! Tapi itu cuma saran sih :)
itu kampung inggris, bang. hahaha
Deleteamin... smoga secepatnya. wahahahha.... astagfirr.....
yah, smoga suatu saat, Ria bisa kembali lagi jadi sahabat gue sperti dulu
Iya ya ternyata gunung kelud meletus tepat tanggal 14. Saat orang lain seneng-seneng ngerayain valentine, kelud berduka :(
ReplyDeleteKasian banget... Emang nggak enak liat sahabat deket tapi tiba-tiba dia pacaran sama orang yang nggak kita suka. Yang gini nih yang bisa bikin hubungan jadi renggang. Tapi jalanin aja lah ya, toh kalo sayang sama sahabat pasti dukung yg terbaik buat dia. Cheers!
jalanin aja yaak... tapi, nggak semudah di ucapan sih buat ngelakuinnya....
Deletetapi, yah.... sabar aja. sampai kapan sabarnya? ya, makanya sabar aja. hahah *apasih
selalu tentang jomblo dan jomblo :D sabar aja Jie, semua akan indah pada waktunya! :)
ReplyDeleteini bukan tentang jomblo, bang. ini lebih tepatnya, kondisi dimana gue di tinggal sama sahabat gue, bang. :(((
Deleteceritanya masih tentang ria yak.
ReplyDeletekmaren2 aku pernah baca postinganmu yg sblmnya tentang ria.
waduhhh keep move on ya zi.
wlwpun dia milih deketan ma avi.
Lo bilang : Gue lebih milih sayang sama temen gue, ketimbang sama pacar gue. Karena apa? Kalian pasti tau jawabannya.
karena lo masih jomblo :-)
piss dua jari kata slank.
iye, na. susah juga yak ternyata mup on itu. nghehehehe..... minta doanya aja yaak
Deletewahahah... kampret dah
yaaaampuuun foto cewek itu asliii...bedaknya tebal banget, putihnya -___-
ReplyDeletegue juga ngeri liatnya
DeleteKembali ke Ri...............a *gaya tukul arwana*
ReplyDeleteYa apaboleh buat.
Kalo memang sahabat, dukung saja. Walo berat badan nya mungkin bikin punggung sakit #apasih
Eh iya juga.
Hari Valentine, Kelud malah marah. Bukan nya ngasih hujan coklat, malah hujan abu.
Sepertinya Valentine nya 2014 ini teruntuk para jomblo.
tapi nggak semudah itu sih, gue mendukung keputusannya Ria.
Deleteudah, liat gue biasa aja. gue High Quality jomblo. liatnya biasa aja ya
yahh mat, ini cerita perpaduan antara muncratnya kerikil dan abu dari gunung kelud berkolaborasi dengan meleburnya hati lo akbiat Ria yaak..hehehe..tapi ya that's life sih...gue udah baca beberapa soal hubungan lo sama bbrpa temen cewek dan kenapa ga bisa berjalan mulus ya Zi?? ahh, tapi just be yourself and always reflect on every moment dah Zi...just enjoy your life!!
ReplyDeletebener banget, mey. mehehehe....
Deleteyap. sekarang, gue lagi berusaha untuk menerima ini semua dengan lapang dada. walauun jujur aja ini hal berat, tapi gue harus berusaha mengikhlaskannya