Saat ini, kebanyakan mahasiswa
yang bertempat tinggal di Mesir sedang menghadapi ujian kampus. Kenapa sebagian
besar? Ya karena mereka semua, tidak hanya kuliah di universitas Al-Azhar. Ada
yang kuliah di universitas Kairo, Ainu syams, Tonto, serta Alexandaria. Sejauh
ini, hanya nama-nama kampus itu saja yang gue ketahui.
Ujian gue kali ini, ternyata
nggak hanya sekedar selembar kertas soal serta lembar jawaban. Ada hal lain
yang membuat ujian gue kali ini terasa gila.
Jadi gini,
Senin pagi, gue serta teman
serumah yang kebetulan satu jurusan telah asik belajar. Lebih tepatnya sedang
berusaha menghapal seluruh buku yang akan di ujikan hari ini-yang banyak buset
dah elah dua buku, cuk!!-satu buku paket, satunya lagi kitab setebel kamus John
Engkol(bener nggak sih tulisannya?). Tapi kami tetap tenang. Bukan kami sih,
tapi teman-teman gue yang bersikap tenang, ya kalo gue sih... yaaa gitu. Nggak
usah digambarkan secara detail lagi penderitaan gue lah ya.
Pagi ini asik, karena belajar
kami di temani oleh teh hangat yang rasanya manis. Dua buku yang akan di
ujikan, ditambah dengan segelas teh hangat. Kurang apa coba? Tapi teh hangat
pagi di rumah ini, memang sudah jadi semacam rutinitas yang memang harus
dikerjakan oleh piket masak sih.
Berhubung ujian yang akan baru
di mulai jam sepuluh, temen-temen gue masih fokus belajar. Sedangkan gue sedang
asik, chat sama nyokap. Nggak tau deh, sampai sekarang gue masih yakin bahwa
kemudahan yang gue temui saat sedang menghadapi ujian kampus seperti ini, atau
pun masalah lain, pasti berkat doa nyokap. Karena doa nyokap, ujian yang gue
hadapi insyaAllah di permudah. Tapi bukan berarti gue nggak ada usaha
juga loh.
Jam delapan, mulai terjadi
antrian kamar mandi. Dan Alhamdulillah semuanya mandi. Berbeda ketika
gue di pondok. Dulu, gue malah lebih suka untuk sarapan terlebih dahulu,
ketimbang mandi pagi. Fikiran gue ketika itu sih,
“Kamar mandi pasti penuh.
Mendingan gue makan dulu, kenyang. Dan antriannya belum panjang. Nah, abis itu
baru mandi deh. Kan antriannya udah pada berkurang tuh. Cerdas banget gue,
heuheu”
Dan ketika selesai makan,
“ANCUUUKK!! AIRNYA ABIS. ITU
ORANG YANG MANDI, AIRNYA DI SRUPUT JUGA APA GIMANA SIH ELAH”
Iya, dulu gue seperti itu.
Tapi sekarang perlahan berubah
kok, karena setiap harinya gue pasti akan bertemu dengan teman perempuan gue,
yang siapa tau aja ada jodoh gue disitu kan, makanya gue harus merubah
kebiasaan yang sebenernya asik-asik aja sih dikerjakan ketika dulu. Yah, dulu
kan di pondok gue isinya cowo semua, nggak ada yang krudungan. Paling yang
krudungan wali santri yang sedang menjenguk anaknya.
Jam setengah sembilan, muka gue
udah rapi. Rapi menurut gue sih, nggak tau deh kalo menurut orang lain. Kami,
gue berempat dengan teman gue yang lain, berjalan menuju terminal terdekat.
Iya, disini benar-benar jadi mahasiswa yang kemana-mana memang naik bis.
Setelah duduk manis di barisan paling belakang, kami membuka buku pelajaran
lagi. Gue? Gue ketika itu buka buku pelajaran juga kok.
Dan ketika perjalanan baru
sampai seperempat, tepatnya baru hanya sampai kantor imigrasi, bis gue
terhadang macet. Biasanya, jarak tempuh
yang dibutuhkan dari tempat gue menuju kampus, hanya sekitar setangah jam. Tapi
macet ini, yang pernah gue serta teman-teman gue rasakan, jarak tempuhnya
sekitar satu jam. Itu pun belum ditambah sampai kampusnya.
![]() |
http://www.vignetteinteractive.com/ |
Mau marah-marah ngatain
supirnya, nanti dosa. Ngatain jalanan Mesir, dosa juga. Akhirnya teman gue
berkesimpulan,
“Kita harus turun nih. Terus
naik taksi sampai kampus”
Pertanyaan yang langsung keluar
di otak gue adalah,
“DIANTARA KITA SIAPA EMANGNYA
YANG PUNYA DUIT, HAH?!!”
Setelah turun dan lari-lari
kecil, gue serta teman-teman yang lain, mencari taksi yang berjalan di jalur
yang berbeda. Tapi yang kami temukan adalah hal lain.
Teman gue, yang berkesimpulan
sebelumnya, berbicara dengan supir mobil. Yang kalo gue perkirakan bunyinya
seperti ini,
Fikri: “Paman, saya mahasiswa
yang hari ini ujian. Paman kira-kira punya anak gadis yang bisa saya lamar?”
Bukan-bukan kayak gitu.
Fikri: “Paman, saya mahasiswa
yang hari ini ujian. Bisakah kami menumpang mobil, paman?”
Paman: “Kasiiih tau ga eaaaaa”
Anggap aja percakapannya udah
selesai lah ya, kemudian kami di izinkan ikut mobilnya. Kalo percakapannya
dilanjutkan, kayaknya akan lebih ngaco.
Ingat kan, sebelumnya kami
ingin naik taksi. Tapi yang terjadi adalah kami naik mobil pick-up. Iya, lu
nggak salah baca kok. Ini pertama kali dalam seumur hidup gue, naik mobil loss
bak ke kampus. rambut klimis belah samping, pakaian rapi, sepatu, tas, tapi
mentalnya supporter bola. Alhamdulillah ketika naik mobil itu, gue nggak
teriak-teriak menyanyikan mars Persija.
Nggak hafal juga sih.
Di mobil bak itu yang kami
lakukan adalah sok-sok buka buku, walaupun gue yakin diantara kita nggak ada
yang fokus mengulangi bacaannya. Ya gimana mau konsentrasi sih, INI UNTUK
PERTAMA KALINYA BUAT KAMI SEMUA, MAN!! Baca buku, nggak. Foto-foto juga nggak.
Ngobrol juga nggak. Yang ada hanyalah kami menutup buku, kemudian berusaha
menyatu dengan alam, menikmati angin sepoi-sepoi serta menahan air mata untuk keluar.
Dan berharap macet ini cepat selesai.
![]() |
http://carsfriend.xyz/ |
Iya, ternyata di jalur lain,
masih tetap macet.
YAA ALLAH, UDAH SETENGAH
SEPULUH. DAN DISINI MASIH MACET. INI NYAMPE TEMPAT LANGSUNG DIMARAHIN PENGAWAS
UJIAN. KYAAAA KYAAAAAA.
Teriakan gue nggak segitunya juga sih.
Dan ternyata pemilik mobil ini,
memiliki arah tujuan lain.
Mau marah, tapi ntar dosa. Tapi
memang nggak berhak marah juga sih, kan posisinya gue menumpang.
Perjalanan dilanjutkan dengan
menaiki bis(lagi). Sampai kampus, nggak ada waktu untuk membaca ulang buku
pelajaran, langsung pergi menuju kelas. Dan Alhamdulillah pengawas ujian nggak marah-marah. Ternyata masih banyak orang yang datangnyalebih telat dari gue yang baru datang ke kelas, dan paman pengawasnya nggak marah. Pamannya baik, jadi naksir sama anak gadisnya deh.
"NIKAHKAN AKU DENGAN ANAK MU, PAMAN"
"Anak saya cowo, jenggotnya panjang, badannya keker, kamu mau juga? Istighafar ya, nak"
*lah
*pamannya nyolot
**
Minta doanya ya, supaya kami
mahasiswa disini mendapatkan nilai mumtaz. Nanti doa yang baik-baik akan
kembali ke kamu yang membacanya kok. Hehe.
Tags:
Dailylife
Emang di Mesir ada loss bak Zi? Gile mesir macetnya parah juga kaya di Jakarta..
ReplyDeleteGoodluck Fauzi Ujianya
Bhahahhahaa seniat itu ya usaha lu supaya nggak telat masuk ujian. Mama bangga sama kamu, Nak.
ReplyDeleteGue gabisa bayangin kalo gue yg ada bak pick up. Gimana mau fokus baca buku ye kan. :D
Gue doain supaya mahasiswa di sana bisa dapat nilai numtaz ya. Betewe, numtaz itu apaan, Ji?
Pokoknya semoga nilainya memuaskan dan baik deh. :)
Satu lagi, semoga lu jadi dinikahkan sama anak paman pengawas yang kekar dan berjenggot panjang.
OKESIP.
#PRAYFORUZI
ReplyDeleteGood luck
Muahahaha ujiannya double ya jii :"D
ReplyDeletesebelum ngit ujian kampus, elu terlbeuh dulu dapet ujian hidup
menahan amarah dan mencoba sabar sambil berlagak sok ramah, padahal mah . .. . .
Aku baca ini ngekek ngekek sendiri di kantor.
ReplyDeleteAmiin ya robbal'alamiin. Semoga mas Uzi and geng mumtaz
Hahahah seru banget parah.
ReplyDeleteSemoga hasil ujian nya baik, biar gak percuma combo ujiannya.
btw, macetnya Mesir sama Jakarta parahan mana bang?