Setelah dua tahun lebih merasakan lebaran serta puasa di negri orang, akhirnya bisa menikmati suasana Ramadhan di tanah kelahiran. Walaupun hanya merasakan 5 kali berbuka bareng keluarga, gue bersyukur kok. Sebetulnya, gue berencana untuk pulang dari Kairo sebelum H-3 lebaran, tapi si adek menolak mentah-mentah. Katanya, terlalu lama. Udah kangen sama ibu dan bapak. Kangen kolak bikinan ibu. Kangen ketemu temen-temen. Gue juga kangen. Tapi enggak tau juga, kangen sama siapa.
Seminggu
tinggal di Indonesia, rasanya bobot berat badan bertambah lagi. Setelah
bersusah payah mengurangi makanan, rutin olahraga, menjaga pola hidup sehat
dengan tidur tepat waktu dan bangun selalu kesiangan, sesampainya di Indonesia
gue enggak tahan juga tuh dengan makanan bikinan ibu. Padahal sejatinya, ibu
yang maksa gue untuk menurunkan berat badan ketika di Mesir. Ibu menyuruh
seperti itu, agar ibu bisa termotivasi juga untuk menurunkan berat badannya.
Tapi ketika sudah sampai di Indonesia, kenyataannya berbeda.
Seperti kemarin,
ketika ibu menyuruh gue untuk bergegas mandi agar tidak terlambat shalat Ied,
beliau sedang asik makan dodol betawi. Ketika di Tanya kenapa pagi-pagi sudah
asik makan dodol, jawabannya ‘Ini supaya mamah semangat shalatnya, Zi. Cobain
deh dodol Betawi, enak banget loh, di Mesir kan nggak ada’ itu sudah pilihan
ibu, kalau nanti gue singgung tentang berat badan ibu, bakalan di cap anak badak
yang durhaka gue, dan bisa-bisa muka yang pas-pasan ini di kutuk jadi lebih
serem. Duh, muka yang sekarang aja enggak ngangkat, masa di kutuk jadi lebih
serem.
Huhuhuhu.
Tapi skill
memasak ibu, enggak ada duanya. Masakan buatan ibu masih tetap enak, dan sukses
bikin celana gue yang sebelumnya sedikit longgar, sekarang berubah membuat diri
gue tersiksa ketika mengenakan celana. Hal ini memang sudah
sering terjadi semenjak gue tinggal di pondok. Ketika pulang liburan pondok
berbadan kurus, dan setelah sebulan berada di rumah, gue layaknya ibu-ibu yang sedang hamil 7 bulan. Ah
semasa bodo amat sama perut gendut, yang penting lebaran saat ini masih bisa mencicipi
masakan buatan ibu.
Huhuhuhu.
http://www.indofoodstore.com/bakso |
Berbeda dengan
ibu, bapak sekarang ini berusaha ingin terlihat menjadi gaul didepan
anak-anaknya. Setelah selfie bareng keluarga, bapak langsung mendekati Faizah
sambil berkata, ‘Zah, bapak mau juga dong di Instagramin’. Sebagai anak yang
mengerti maksud si bapak, adek gue langsung mengerjakan hal tersebut. Mencari
foto yang kira-kira paling bagus, di edit sedikit kemudian upload di Instagram si bapak. Melihat bapak bahagia foto-fotonya
sukses ter-posting di Instagram, gue jadi enggak enak bilang ke bapak bahwa
foto-fotonya enggak ada yang nge-like. Â Â
Enggak masalah
bagi gue ataupun adek gue untuk mengajarkan bapak atau ibu menggunakan
Instagram atau pun Whatsapp. Karena nantinya hal itu merupakan cara agar kami
para anak-anaknya bisa selalu terhubung dengan orangtua. Cukup dua itu saja
lah. Gue sama sekali nggak berharap bapak sama ibu mengenal aplikasi Musically
ataupun Smule. Apalagi Bigo. Jangan sampe. Duh ngebayanginnya aja bikin jijik sendiri!
Lebaran kali
ini rasanya berbeda. Sodara-sodara datang ke rumah membawa pasangannya. Keponakan
yang sebelumnya berbadan mungil, sekarang gede banget kayak babon. Dan bahkan banyak keponakan baru. Beberapa dari
mereka meminta oleh-oleh dari Mesir, dan setiap kali ada yang minta pasti gue pura-pura nggak denger. Bukannya pelit, tapi ya karena emang
gue nya enggak mau ngasih aja. Enggak bisa digunain juga uang Mesir untuk beli fidget spinner. Dan ada pula, saudara yang sudah telah tiada di
lebaran tahun ini. Waktu memang sangat cepat berlalu. Waktu, kemudian juga ucapan-ucapan yang
terlontar dari mulut, hal-hal itu lah yang memang tidak akan bisa di ulangi kembali.
 Â
Ketika saudara-saudara
datang ke rumah, komentarnya selalu sama, ‘Wiiih, Fauzi jadi kurus gini. Tambah
tinggi lagi. Mukanya mirip-mirip kayak anak onta’. Sekarang mulai sadar kan,
kenapa hampir tiap tulisan yang gue bikin selalu ada kata-kata sindirian untuk
badan gue. Tau kan alasannya? Ya karena dulu badan gue terlalu besar jika
dimiliki oleh satu orang. Dan untuk ucapan orang yang menilai tampang gue mirip
anak onta, tengkyu banget sob.
Hhhhh
http://yanoutofthebox.blogspot.co.id |
***
Lebaran kali
ini ibu menyiapkan bakso untuk saudara-saudara yang akan datang ke rumah. Bapak
juga sibuk memotong melon untuk nantinya dijadikan es buah. Faizah sibuk
menyiapkan batu es. Disini gue paling sibuk. Di saat semua orang melakukan
kegiatan yang gue ceritakan itu, gue sibuk memikirkan hal apa yang seharusnya
gue kerjakan. Gue baru sadar setelah diteriaki oleh ibu, ternyata gue hanya harus
membuka pintu rumah supaya orang-orang bisa masuk ke dalam rumah.
Setelah gue
fikir ulang, ternyata pekerjaan gue yang paling ringan. Paling enggak berguna
juga malah.
Ibu salah
mengatur strategi. Jumlah saudara yang datang ke rumah ternyata lebih banyak
dari perkiraan. Mungkin ibu lupa, bahwa keponakan-keponakannya sebagian besar
telah mempunya istri maupun suami dan memiliki anak. Dari segi jumlah
saudara-saudara yang akan datang, ibu sudah salah menghitung. Belum lagi,
orang-orang yang nantinya akan menambah jumlah bakso.
Gue santai
saja, karena sempat melihat ibu menyimpan beberapa buah bakso di kulkas, jatah
untuk keluarga gue makan. Tapi setelah dapat laporan dari adik, gue enggak bisa
santai lagi. Karena bakso simpanan itu telah di rebus, bersama bakso-bakso
lain.
Bentar.
Kalian ngerasa
cerita bakso ini penting enggak sih? Kayaknya enggak penting kan ya? Kita lewatin
aja oke? Ending dari cerita bakso ini
happy ending kok. Gue masih bisa icip satu atau dua bakso kok.
Ketika pembagian
THR, gue enggak terlalu peduli. Buat apa juga? Badan segede ini masa masih
berharap dikasih THR. Lebih baik gue membantu ibu menyiapkan mangkok bakso. Ditambah
lagi sepupu gue yang dulunya teman TK merangkap menjadi teman TPA,
sekarang sudah kerja, dan dengan santainya membagikan amplop kepada para saudara-saudar. Termasuk gue. Entah kenapa, tapi sakit aja gitu hati ini.
Bapak paling
antusias di moment lebaran ini, karena setiap gue dikasih uang THR, bapak ingin
memfoto gue dan memposting di Instagram miliknya. Bukan hanya ketika gue
dikasih THR aja, ketika saudara-saudara gue berebut bakso, bapak malah lebih
asik memfoto ekspresi muka mereka. Walaupun pada akhirnya, hasil fotonya enggak ada yang bagus, tapi bokap masih seru aja memfoto keadaan sekitar.
Akhirnya rasa
rindu yang di tahan dari tahun-tahun sebelumnya, hilang juga di tahun ini. Kalau
mau tau rasanya rindu, cobalah untuk merantau sekali-kali. Nantinya akan sadar
betapa nikmatnya masakan buatan ibu, betapa anehnya bertemu dengan teman dekat
yang jarang di temui, betapa gondoknya ketika sadar bahwa harga paketan
internet disini lebih mahal ketimbang di tanah rantau.
Oh iya mumpung
masih bulan Syawwal, mohon maaf lahir dan batin yaa. Maaf kalau tulisan ini
terlalu banyak nyelenehnya ketimbang manfaatnya. Dan satu lagi, gue mau tau, kira-kira
kalau gue bikin lomba yang hadianya berupa oleh-oleh khas Mesir, ada yang mau ikutan
nggak ya?
Tags:
Dailylife
Tidur tepat waktu dan bangun kesiangan.
ReplyDeleteHmmmmm
Yah namnya juga cowo, ada aja kesalahan di mata cewe
Deletekamu udah khotbah di masjid mana aja btw? hihii..
ReplyDeletemaap lahir batin juga. iya aku aja yg sebulan sekali pulang kampung dan maish leluasa makan indomi serta bakso tetap merindu kok
Maap lahir batin juga, na
DeleteAku yang dulu pernah lebaran dan 6 bulan hidup di kota orang aja rasanya udah kangen berat sama orang rumah, gimana kamu yang 2 tahunan :( kebayaang sih, rasa rindumu pasti terbayar lunas kemarin :D
ReplyDeleteKlo liburan gini, pokoknya harus perbaikan gizi gtu lah
DeleteHahaha kok bapak gue mirip banget ya sama bapak lo.
ReplyDeleteDulu bapak beli hape buat haji, biar bisa komunikasi sama orang rumah. Semenjak itu beliau suka foto foto dan ngefotoin apapun. Bahkan momen terkecil orang bagi bagi THR dan lagi sungkem2 gitu di fotoin, udah kayak paparazzi. Fotonya gaada yang bagus juga, rata rata ngeblur tapi yaudah lah iyain aja yang penting bapak bahagia hahaha.
Untung doi gatau instagram. Gak tau lagi deh kalau bapak punya instagram, mungkin kuota sebulan harus isi 3 kali karena udah kecanduan yutub juga hahaaa.
beberapa buah bakso di kulkas,..
baru tau kalau bakso itu buah.. *eh
Btw mohon maap lahir batin juga ya!
Setuju aku juga anak rantau jadi suka rindu masakan ibu.
Terus.. masa paket internet di kairo lebih murah sih ?
Nah, kyaknya skrg bokap jg udh mulai tau hooq, makanya lumayan sering nnton. Adek gue pke ngajarin nnton hooq sih nih :(
DeleteMohon maap juga
Beneran. Nanti gue tulis postingannya deh. Ehe he he
Duluuu banget pas ketemu kayaknya masih gemuk deh. Inget gak? Waktu buka puasa sama Kak Lina dan Annisa Elva di Ciputat.
ReplyDeleteDari sekian foto itu, elu yang mana yah? Kok gue lupa... :D Bukan yang paling atas header blog ini kan?
Hahahaha
DeleteEmang udh dari dulu gemuk sih. Inget kok inget
Hayo coba cari lagi
Aaaihh akhirnya pulang jugaaa.
ReplyDeleteBaca ceritamu kok aku senyam senyum sendiri ya haha , berasa kayak aku yang pulang mudik gitu terus nyicipin makanan ibu yang ga ada tandinganya di dunia.
Bedanya aku kalo makan ga pernah genduts-genduts, aneh sih saat orang lain pengen kurus justru aku pengen gendut wkwk.
Btw, aku mau ikutan lombanya dong.
tapi Rulesnya jangan ribet-ribet yaaaa,
Penasaran sama souvenir Mesir.
Semoga aku dapat seouvenir Onta amin
Kalo bisa transfer lemak, gue transfer skrg juga nih.
DeleteTapi gue kabarin lagi kok. Tenang aja
Waah lebaran makan baksooo, asiknyaaaa
ReplyDeleteGue malah ini kali pertama lebaran jauh dari orang tua
Tapi gue saluttt lo tahan dua kali lebaran jauhh, gue aja yang baru ngerasain lebaran jauh dai keluarga, usah kembang kempis ini idung gue haha
cobain sekali'' lebaran di negri orang. hahaha
Deleteharus di nikmatin, bakalan jdi pengalaman berharga hal'' kyak gtu. ehe he
Bagian makan bakso campur lontong mana nih? Atau nggak pake lontong? Pake nasi? Emm pake mie indomie juga kan? Eh nggak penting juga sih, lewatin deh xD
ReplyDeleteUntung aja bokap nyokap lo nggak dikasih tau cara pake musically, ntar banyak yang follow deh keduanya. Kalah dong gue yang followernya cuman dikit wkwk
pake mie doang. hahaha
Deletejangan sampe, gue ngebayanginnya aja horor banget
Oleh2 khas Mesir itu apa kak? Apakah lelaki berhidung mancung? Apakah jejak Firaun? Apakah...
ReplyDeletewah, sya.... oleh'' gtuan dong kok, bukan cowo mesir. bukan :(
Deletemantap bro, pecah telor rindunya ya.. di momen yang spesial, kembali merasakan suasana yang spesial, tapi tetep aja jomblo ya padahal kerabat sudah berpasang-pasangan. Sungguh saudara ya baik, keponakan sendiri dibilang babon. hmm
ReplyDeleteiya bro. jomblo terus gue, udah kebal kok
DeleteKalau sedang ada di perantauan. Memang selalu kangen dengan orangtua. Terlebih dengan masakan ibu, ya, seperti kolak yang diceritakan diatas..hehe
ReplyDeleteSelalu pengen bakso kalau lihat bakso. Apalagi disaat laper gini. Rasanya pengen nyomot aja tu, bakso..wkwk
Ikut senang bacanya, Mas, karena senangnya luar biasa disaat kita bisa berkumpul dengan keluarga :)
Tak ada kata terlambat untuk saling memaafkan. Minal aidzin walfaidzin ya, Mas, mohon maaf lahir dan batin :)
Aku penasaran bener sama oleh-oleh Mesir nih..
bener banget. kenikmatan jdi anak rantau ya pas pulang kyak gni nih.
Deletesipp nanti di kabarin deh klo beneran jadi giveawaynya
Kabari lombanya. Saya mau ikut hahaha. Gaya tulisannya bagus ih, lucu dan enak dibaca. Merantau mu jaohhh sih jadi bgitu pulang lgsg sakau makanan buatan emak. Kok bisa sekolah di mesir? Hafal 30juz ya? Gmn mesir sekarang? Ga ada huru hara kan ya?
ReplyDeleteoke siap, mba!
Deletekyaknya udah pernah nulis, kenapa bisa kuliah d mesir d blog deh. ntar tak cari linknya deh.
aman kok
doain aja biar hafid gtu, mba
Belum pernah baca sayanya knp fauzi bisa ke mesir. Link kan aja ya klo terlalu panjang utk dicurhatkan di kolom komen ini hahaha. Aamiin smg bisa jdi hafidz ya. Aku pun ingin moonlight anakku kelak bisa bgitu... #emakmalahcurhat
DeleteZi! Mohon maaflahir dan batin yaaa....akhirnya selamaaaattt!! Lo pulang juga ke Indonesia yaaa... Dan emang udah lama banget lo ngga keliatan di sindang. Sekalinya keliatan udah pulang aja di Indo walo cuman seminggu tapi ya...cukuplah ya untuk mengobati kerinduan yang sudah ditumpuk tumpuk selama banyak tahun. Makanya gue sebagai anak rantau juga ngerti banget arti "PULANG".
ReplyDeleteTerus, oleh olehnya mana dong? Hahaha
Mohon maap lahir dan batin juga, mey
DeleteYa enggak seminggu juga gue d rumah. Lebih lama lah. Buang" duit banget klo cman sminggu. Hahah
Nanti gue ksih tau rulesnya. Cie gtu
Masakan emak adalah masakan terenak. Kalau bicara masalah rindu, memang kebanyakan anak rantauan pasti merindukan kampung halaman, apalagi masakan emak. Lebaran juga momen untuk melepas rindu, tapi sehabis lebaran adalah hal terberat karena akan meninggalkan kampung halaman lagi untuk meranatau.
ReplyDeleteSetujuuu!
DeleteSering saling sliweran tapi gak pernah negur ya Zi, sekarang udah gaul aja..
ReplyDeleteRame juga keluarga besarnya, makan bakso segala, udah kayak Obama aja kunjungan ke Indonesia makannya bakso.
Gue tahu rasanya rindu Zi, tapi rindu yang lo rasain mungkin lebih klimaks. Ya secara jauh banget keluar dari Indonesianya.. Mohon maap lahir batin ya ~
Gue belum pernah tinggal di negara lain, tapi kayaknya makanan di Indonesia emang ngga ada duanya. Diet jadi gagal mulu~
ReplyDeletewedeh keren banget neh, pulkam ke indonesia. pasti agak lain yak sewaktu pertama kali lagi nyobain masakan indonesia setelah sekian lama di mesir.
ReplyDeletebetewe sebagai nak rantau (walaupun rantaunya nga sejauh abang) masakan emak emang yang terbaik. secara selama diasrama makan makanan yang itu itu aja, enak ? enak sih, elit ? lumayan lah. tapi tetep kalah ama masakan emak walaupun cuman tempe ama tahu goreng doang
kalau lagi merantau ke negara lain memang deh Bakso yang paling saya kengenin..
ReplyDeletesetelah bertahun tahun tidak makan masakan ibu, rasanya pasti wenak banget ya mas, saranku sih pas balik lagi ke Mesir suruh buatin ibu masakan yang spesial buat bekal di Mesir, haha.
ReplyDeletekalau gak pas makan sambil lihatin foto masakan ibumu mas, terus bayangin deh makan bakso.
Btw itu keponakanmu cantik-cantik semua mas hehe
Dimana-mana yang namanya pulang kampung itu adalah ajang perbaikan gizi hahaha, dan merantau emang bikin rindu, rindu masakan nyokap, rindu sodara dan temen-temen disana, tapi dari situ kita bakal menghargai setiap pertemuan *tsah. Btw, ketika bokap lo mulai aktif maen medsos, i know that feel hahaha.
ReplyDeleteGue mau ikutan lombanya kalo diadain hahaha.
Bhahaha
ReplyDeleteGue bisa banget ngebyangin rasanya kangen kelurga. elo beruntung bisa pulang dari Kairo dan ngerasain momen lebaran bareng keluarga. walatj jatah b aso buat keluarga harus berkurang karna tamu melebhi ekspektasi.
Gue malah gk bisa breng keluarga lbran kali ini. Karna gue gk bisa pulang dari Nias untk lbran di kampung. Huhug