Menurut gue, hal paling mudah untuk dilakukan selain
ngupil adalah menyalahkan orang lain. Sepertinya gampang aja gitu kan,
menyalahkan orang lain. Padahal yang sebetulnya salah adalah diri kita sendiri.
Seperti contohnya, ketika gue sedang mengendarai motor dengan kecepatan yang
lumayan kencang, tiba-tiba kendaraan yang berada di posisi depan gue rem
mendadak, gue akan dengan mudahnya menyalahkan pengemudi tersebut. Padahal kalau
di teliti lagi, mungkin saja pengemudi tersebut memberentikan kendaraannya
karena yaaa memang disitu tempat parkirnya. Gue nya aja yang bodoh ngebut di
tempat parkir.
Sama seperti kejadian kemarin di jalanan
Jakarta.
Sebuah motor melaju dengan cepat di jalur
berlawanan, niatnya untuk mendahului kendaraan yang ada didepannya. Mungkin karena
pengelihatan motor ini hanya terfokus untuk mendahului kendaraan didepannya,
sehingga dia tidak melihat sebuah mobil yang sedang melaju cukup cepat dari
arah berlawanan. Kemudian apa yang terjadi?
Apakah pengendar motor itu buru-buru
memperlambat lajunya? Oh enggak. Yang dilakukan oleh pengendara motor itu adalah
membuka kaca helmnya, kemudian kepalanya bergerak kebelakang, lalu dengan cepat
memajukan kepalanya sambil mengeluarkan air dari mulutnya tepat ke kaca mobil. Mantap
kan? Yang mengambil jalur orang padahal si pengendara motor tersebut loh, tapi
dia lebih galak. See, betapa mudahnya
menyalahkan orang lain?
Asumsi gue, air yang keluar dari mulut pengendara
tersebut adalah ludah. Tapi kalau menurut kalian air itu adalah kuah soto, ya
enggak apa-apa juga.
**
Sepertinya gue punya sifat seperti itu. Lebih mudah
menyalahkan orang lain, ketimbang intropeksi diri. Sifat ini seharusnya sudah
lama gue tinggalkan, karena sepertinya engga ada manfaatnya untuk diri sendiri.
Kenapa baru sadarnya sekarang ya?
Karena hal ini lah, sepertinya gue susah untuk
menerima lingkungan baru. Gue selalu menyalahkan orang lain, merasa diri ini
paling benar. Kenapa engga mencoba berada di posisi orang yang lain. Melihat dari
sudut pandangnya. Kalau sekiranya memang diri kita yang salah, kita yang
meminta maaf. Bukan malah menyalahkan orang lain. Pantes aja temen gue sedikit.
Tiap ada orang yang ingin mencairkan suasana malah gue berfikiran negatif. Menganggap
dirinya sebagai sosok manusia yang sok asik.
Aduh bego banget sih, mat.
Sama seperti pribahasa yang bunyinya,
‘Gajah di pelupuk mata tak tampak. Semut di seberang lautan tampak’
Yah, semoga
Fauzi di masa depan tidak melakukan hal ini lagi. Lebih banyak belajar
untuk menerima, dan bukan menyalahkan orang lain.
Tags:
Talks
akupun semoga begitu, ga reaktif tapi proaktif
ReplyDeletewihh sangar bener pengendaara motornya, semoga selamat sampe tujuan orangnya.. dan sadar
ReplyDelete