Tiga hari kemarin ada yang aneh dengan Mesir. Cuaca
Mesir mendung, dan turun hujan selama tiga hari. Kalau di Indonesia hal seperti
ini sudah biasa, tapi baggi gue yang sudah beberapa tahun tinggal di Mesir hal
ini merupakan sesuatu yang sangat jarang terjadi.
Ketika gue masih junior dulu, senior gue selalu
bilang bahwa hujan di Mesir itu mempunyai tiga arti. Pertama, bertanda bahwa
musim dingin akan segera datang. Biasanya terjadi di bulan oktober. Kedua,
bertanda bahwa musim dingin akan segera berakhir digantikan dengan musim panas.
Biasanya terjadi di bulan April. Ketiga, bertanda bahwa banyak mahasiswa
Indonesia di Mesir yang akan merekam moment hujan tersebut dan mengunggahnya di
media sosial. Dan kenyataannya emang bener seperti itu sih.
Kalau boleh jujur, gue lebih suka dengan musim
dingin di Mesir. Selain bisa jarang mandi, malam hari terasa lebih lama
dibandingkan dengan siang hari. Kalau gue hitung lagi, sepertinya saat musim
dingin gue hanya mandi tiga kali seminggu. Itu belum di hitung kalau gue
terpaksa mandi besar setelah mimpi basah. Di musim dingin, jadwal waktu shalat
lebih enak ketimbang musim panas. Adzan shubuh mulai terdengar ketika jam
setengah enam. Dan waktu shalat Maghrib dimulai ketika jam lima sore. Gue
selalu berharap bisa berpuasa saat musim dingin loh, tapi kenyataannya enggak
bisa terwujud sampai saat ini.
Tapi hal yang kurang menyenangkan saat musim
dingin adalah nafsu makan yang bertambah tidak seperti biasanya. Dan ini
berpengaruh besar terhadap gue yang ingin menjalankan hidup sehat dengan tujuan
akhir mempunyai perut lebih kurus. Karena cuaca yang dingin, membuat system
metabolisme dalam tubuh cepet habis, dan butuh persediaan makanan lebih banyak.
Itu bahasa ngasal gue aja, intinya di musim dingin gas tabung rumah gue akan
lebih sering diisi ulang. Dan itu tandanya harus mengeluarkan uang lebih juga
untuk patungan.
Di musim panas, siang hari akan terasa lebih
lama. Dan bikin males beraktifitas. Keluar rumah, kepanasan. Di kamar juga
panas. Angin yang keluar dari kipas angina juga panas. Tempat favorit gue
ketika musim panas akan jatuh kepada masjid serta warung penjual minuman dingin
di pinggir jalan. Walaupun pilihan minuman yang ada, enggak sebanyak di
Jakarta. Disini paling hanya ada tiga pilihan, asob, subya, dan juga tamr. Es tebu, es kelapa, dan kurma
dingin. Kalau pilihan minuman di rumah makan, pastinya akan lebih banyak lagi.
Pakaian yang gue punya juga enggak mendukung di
musim panas seperti ini. Kaus yang gue punya kebanyakan berwarna hitam, dan itu
artinya menyerap panas matahari. Seragam yang digunakan oleh polisi disini pun
juga berbeda ketika musim dingin dan musim panas. Di musim dingin mereka akan
mengenakan seragam berwarna hitam, dan ketika musim panas akan memakai pakain
putih.
www.teknosaurus.com |
Satu hal yang enggak akan gue mengerti di saat
musim panas adalah dengan munculnya serangga-serangga kecil di rumah gue. Enggak
habis fikir juga, kenapa makhluk kampret itu perlahan akan muncul dari bawah alas
karpet yang kami gunakan. Serangga kecil ini biasa disebut kepinding, atau
bangsat. Atau juga banyak yang menyebutnya kutu busuk.
Saat tahun pertama tinggal di Mesir, rumah gue
akan mengeluarkan serangga kecil ini dari lubang-lubang yang ada di tembok.
Hampir semua orang yang tinggal di rumah, akan selalu bangun di pertengahan
malam. Apakah ingin shalat tahajud? Sepertinya enggak. Karena ketika bangun,
dia akan berucap,
“Banyak banget bangsatnya, sialan”
sambil menggaruk sekujur tubuh dan
menepuk-nepuk kasur yang mereka tiduri. Lalu mengambil kasur yang sudah
dibersihkan tersebut dan pindah ke ruangan lain untuk melanjutkan tidur.
Seenggak nyaman itu ketika ada kepinding di
rumah lu. Tidur pun enggak akan nyaman karena serangga ini akan bergerak masuk
kedalam pakaian yang digunakan, kemudian menggigit tubuh orang itu. Dan di pagi
harinya, dia akan menemukan bentol-bentol di bagian tubuhnya tanpa mengetahui
penyebabnya.
Gue? Gue sering banget ngalamin hal itu. Lagi
asik tidur sambil buka-buka foto di Instagram, tiba-tiba ada yang gerak-gerak
didalam celana. Apalagi kalau bukan serangga itu, si kepinding. Enggak mungkin
juga kan tangan temen gue masuk ke dalam celana gue. Kayaknya temen-temen gue
enggak ada yang semesum itu.
Bagaimana pun juga, enggak semua rumah
didatangi oleh kepinding seperti yang menimpa rumah gue saat ini dan saat gue
menjadi anak baru sebelumnya. Buktinya tahun kemarin rumah gue baik-baik saja,
atau karena memang rumah yang gue tempati saat itu termasuk bangunan baru ya?
Berbeda dengan sekarang.
https://ceritamedan.com/ |
Selain serangga menyebalkan itu, jadwal shalat
di musim panas pun akan lebih lama dari biasanya. Adzan shubuh mulai dari jam
tiga, dan shalat maghrib akan dilaksanakan ketika jarum jam mengarah ke angka
tujuh. Dengan ini pun, waktu berpuasa disini akan lebih lama ketimbang di
Indonesia. Seandainya jarak Indonesia dekat, gue akan dengan senang hati pulang
setiap minggu.
Nyokap juga enggak ada tanda-tanda keinginan
untuk menyuruh anak-anaknya pulang lagi. Sedi akutu.
Tapi sepertinya hidup akan terasa enggak ada
esensi keseruannya kalau hanya memikirkan hal yang tidak disukai. Bener kan?
Tags:
Dailylife
Enak juga itu puasa pas musim dingin. Waktu bukanya jadi lebih cepet, ya. :D Paling kasihan di negara Islandia. Mereka puasanya lama banget. :(
ReplyDeleteTerakhir kali ngerasain digigit bangsat kayaknya pas SMK deh. Sejak lulus, saya langsung ganti kasur baru dan sampai sekarang nggak ada bangsatnya. Hoho.