Setelah ramai dibicarakan dan
hanya bisa melihat pembahasannya di Twitter, akhirnya beberapa waktu yang lalu gue
bisa membaca buku karangan Marie Kondo yang berjudul The life-changing magic
of tdying up. Mungkin dari kalian pun juga ada yang sudah menonton serial
filmnya di Netflix, atau mungkin ada yang sudah membaca bukunya juga?
Hal-hal yang dijelaskan dalam
buku Marie sangat berhubungan dengan kehidupan gue disini, sebagai anak rantau.
FYI, kehidupan umum mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir bisa di
kategorikan menjadi dua. Yang pertama, mereka tinggal di asrama, yang satu
kamarnya bisa berisikan dua bahkan tiga orang. Entah itu masih orang yang
berasal dari negri yang sama, atau sekamar dengan warga negara asing. Dan yang
kedua adalah dengan menyewa sebuah rumah untuk dihuni oleh empat orang bahkan
bisa lebih.
Kebetulan gue adalah kategori
yang kedua.
Tinggal dengan orang banyak
dalam satu rumah, berarti kita tinggal dengan perilaku yang berbeda-beda. Ada yang
terbiasa hidup rapi, membersihkan piring seusai menggunakannya, membuang
bungkusan sampah ke tempatnya, dan ada juga yang berprilaku sebaliknya. Meskipun
setiap hari jumat, kita mengusahakan untuk membersihkan rumah secara menyeluruh,
tapi tetap saja rasanya enggak ada perubahan.
Setelah membaca buku tersebut, hal
pertama yang gue lakukan adalah dengan memulai untuk berbenah ruang kamar serta
pakaian-pakaian yang gue punya. Mungkin ini sudah menjadi salah satu kebiasaan
gue sejak lama, setelah membaca suatu buku, entah buku novel atau buku yang
bertemakan pengembangan diri atau buku-buku lainnya, gue akan selalu
bersemangat untuk mencoba mempraktekkan apa yang telah gue baca.
Dari tebalnya lembaran halaman
yang gue baca dari buku Marie Kondo ini, ada dua tips sederhana yang bisa dipraktekkan
oleh kita semua.
https://giphy.com |
Membuang pakaian
Buang segala pakaian yang tidak
pernah digunakan. Atau dalam bahasa yang digunakkan oleh Marie adalah buanglah
segala pakaian yang tidak menimbulkan rasa gembira. Setelah membongkar isi
lemari, pegang pakaian lalu rasakan, apakah dalam diri kita timbul rasa gembira
saat memegangi pakaian tersebut atau tidak. Jika tidak rasa gembira, maka kita
ucapkan rasa terimakasih ke pakaian, lalu buanglah.
Mungkin terdengarnya aneh, tapi
gue juga melakukan hal itu kok.
Ehe.
Ketika memilah pakaian yang ada
didalam lemari, dan memisahkan segala pakaian seperti yang Marie tuliskan,
ternyata banyak pakaian yang seharusnya gue buang sejak lama. Entah karena
pakaian itu kebesaran untuk ukuran badan gue saat ini, ataupun pakaian-pakaian
yang enggak pernah gue gunakan hampir selama setahun. Karena pakaian yang
selalu gue gunakan hanyalah pakaian yang sama. Kaus polos, atau pun kaus
berkerah polos, serta celana jeans.
Kemeja yang gue sering pakai
hanyalah dua kemeja flanel, serta dua kemeja polos berwarna hitam dan putih. Sisanya
enggak pernah dipakai. Berhubung di kampus gue, enggak ada aturan yang
mengharuskan para mahasiswanya harus menggunakan kemeja, jadi sepertinya empat
kemeja itu sudah cukup.
Menyimpan barang di tempatnya
Menurut gue hal seperti ini
harus dibiasakan mulai dari sekarang, dan dari hal yang kecil. Misalnya,
menaruh kaus kaki di tempatnya, dan bukan diatas meja belajar. Atau, menaruh buku yang
sudah dibaca ke tempatnya semula. Contoh kebiasaan yang salah, misalnya, piring
yang digunakkan seusai makan diletakkan di rak sepatu. Atau pakaian kotor
diletekkan di lemari orang lain.
Gue pun mulai mencoba
membiasakan hal baik ini. Perlahan dari yang biasanya suka meletakkan sarung
seenaknya tanpa dirapikan, sekarang mulai meletakkan di tempat semula setelah
digunakkan. Buku-buku yang biasanya gue letakkan diatas meja dan akhirnya
jarang dibuka pun, gue letakkan di rak buku. Walaupun sempat kefikiran ‘Ah,
entar males harus bolak-balik buat ngambil buku’ padahal sebenarnya hal
tersebut tidak memakan waktu yang banyak. Kebiasaan seperti ini
seharusnya mempermudah urusan kita dalam hidup. Jadi enggak ada lagi tuh
kebingungan saat mencari sesuatu, karena telah menempatkan setiap barang di
tempatnya.
Dari memulai kebiasaan seperti ini, gue mulai merasa bahwa keseharian gue lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya. Gue yang dulu, mungkin termasuk golongan yang tidak terlalu peduli dengan kerapihan kamar. Asal menaruh segela sesuatu di bukan tempatnya, dan karena itu sering merasa kebingungan saat mencari benda tersebut jika dibutuhkan. Sering kali menemukan benda saat tidak dibutuhkan, lalu kesulitan mencari benda tersebut ketika dibutuhkan. Kalian seperti itu juga?
Hal sepele mungkin adalah benda berupa pemotong kuku. Saat dibutuhkan, sering kali setiap hari Jum'at sebelum pergi sholat, benda ini akan susah dicari, padahal di hari-hari biasanya gue sering menemukan benda ini.
Dua hal sederhana yang gue mulai sebagai kebiasaan ini, membuat kehidupan gue lebih tenang. Melihat kamar yang rapi, membuat diri gue merasa bangga dengan diri sendiri. Terlebih, saat ada teman yang datang untuk main dan mendapati kamar gue rapi, ada rasa lega karena mereka tidak melihat pakaian yang berantakan diatas kasur.
Khusunya bagi para anak kost ataupun orang-orang yang sedang berada di tempat perantauan, yang jauh dari sosok seorang ibu. Enggak ada lagi tuh yang bisa memunculkan barang yang hendak kita cari. Jadi, menurut gue enggak ada salahnya untuk membiasakan suatu hal baik seperti ini. Kalau menurut kalian gimana?
Sebenarnya gue udah melakukan ini jauh sebelum mengenal nama Marie Kondo sih, tapi di luar kamar. Kalau di kamar, memang desainnya berantakan. Gue malah bingung nyari barang kalau kamar gue rapi. Kalau berantakan, gue tau naruh ini itu di mana aja.
ReplyDeletegue juga sering baca, katanya ada org yg klo kamarnya rapi malah bingung buat nyari barang. ternyata elu, man. nyeni banget kayaknya lu
Deleteehe
Mungkin kejadian sulit menemukan barang saat dibutuhkan sering terjadi pada kebanyakan orang. Entah ia yang gaya hidupnya tertata rapi maupun tidak.
ReplyDeletebetul syekali.
Deletedan sosok seorang ibu amat sangat diperlukan, karena bisa memunculkan benda yg ingin dicari
ini setuju banget sih, aku sendiri lumayan gerah kalau punya banyak barang (walaupun pengaplikasian di kos tetep aja banyak *peace)
ReplyDeletekemarin baru menata ulang meja rias sekaligus meja kerja. dan rasanya lebih lega sekarang, laptop bisa ditaruh di meja sekaligus skincare. sambil me time sekalian nulis buat blog atau g nonton netflix, cucok!
oh btw tentang ibu, ini true story sih. kadang suka mikir juga, besok pas aku udah nikah terus punya anak, kayaknya bakal dapat kekuatan ajaib ini deh, haha
bener uy,
Deletestelah ngerapihin meja komputer, yg dulunya banyak segala benda, entah itu parfum smpe mie rebus, skrg lebi enak aja diliat uy!
semoga ya, pit
heuheuheu
Seneng banget gue bacanya, Bang. Pas gue pikir, emang banyak benernya sih. Hal hal sederhana yang kayak gitu bisa beneran mengubah kita tanpa kita sadari. Pelan pelan, tapi pasti ya kan. Thankyou udah berbagi ya bang. Gue makin penasaran sama bukunya. Nanti akan coba gue praktekin keduanya. Ditunggu blogpostnya lagi bang..
ReplyDeleteIya nih, hidup jadi lebih teratur dan enggak pusing" lagi buat nyari benda yg sering di bawa
DeleteSiaaapp!!
:xd