Tahun 2020 baru memasuki bulan
ketiga, tapi sudah banyak sekali berita-berita yang kurang enak didengarkan. Apalagi,
perihal virus Corona yang banyak membuat banyak orang resah. Begitu juga dengan
para orang-orang di sini.
Sudah enggak terhitung lagi,
berapa banyak para pelajar Asia di sini yang dipanggil Corona oleh orang lokal.
Saat pergi ke kampus, ke pasar, dan tempat lainnya. Tapi, hal itu enggak berlaku
dengan diri gue yang punya tampang mirip setan orang Banggali.
Enggak hanya di Jordan saja,
temen-temen gue yang berada di negara Timur Tengah lainnya pun sering
mendapatkan perilaku seperti itu. Bahkan ada tempat makan yang melarang
orang-orang Cina untuk masuk ke restorannya.
Tapi, karena orang Arab susah
untuk membedakan, mana orang Cina, Indonesia ataupun negara Asia lainnya, jadi
kita pun mendapatkan respon seperti itu juga.
Gue pernah menuliskan tentang
perilaku orang Arab di sini.
Baca juga: Jangan Takut terhadap orang Arab
Rasanya kurang nyaman menjadi orang
Asia yang hidup di Timur Tengah untuk saat ini. Banyak yang memanggil kami
dengan sebutan Corona. Padahal enggak ada berita yang mengatakan bahwa pelajar
dari Asia yang terindikasi terkena virus Corona.
Mungkin kalau hanya panggilan
saja, enggak masalah. Untuk gue pribadi. Karena kalau pun gue dipanggil seperti
itu, gue enggak akan mau nengok juga. Tapi kalau sudah berbentuk kekerasan
fisik, rasanya enggak masuk akal.
Seperti beberapa hari lalu, ada
berita yang mengabarkan bahwa ada warga Korea pun juga mengalami hal yang sama.
Bukan hanya di Jordan saja,
beberapa temen gue pun yang berada di Mesir, Tunis, maupun Maroko pun juga
mendapatkan perilaku yang tidak mengenakan.
Gue sempat melihat postingan
temen gue yang di Mesir.
Jadi, Saat itu dia sedang ingin
membeli daging di pasar lalu sang penjualnya menyambutnya dengan tatapan
merendahkan. Sang penjual memanggilnya dengan sebutan korona berulang kali. Tapi,
karena menurut temen gue bercandaan, dia pun menimpalinya dengan candaan. Sambil
mengatakan bahwa dirinya adalah orang Indonesia, bukan orang cina.
Tapi lama kelamaan, penjual ini
menyuruh temen gue untuk angkat kaki dn mengatkan bahwa kami lah si pembawa
virus corona masuk ke dalam negri ini (baca:Mesir).
Sebagian orang Arab, memang ada yang seperti ini. Dan tentu, tidak semuanya melakukan hal yang sama seperti ini.
Kalau saran dari gue sih, kalau ketemu orang-orang seperti ini, cuekin aja lah. Kalau memang sudah capek dengan perlakuan mereka, lu tarik hidungnya, lu sembur deh tuh mukanya.
Jangan lupa, setelah melakukan hal tersebut, bisikin di kuping nya,
"Mampus kon, Su!"
Enggak deng. Jangan seperti itu.Â
Masa udah jauh-jauh belajar ilmu agama, tapi kelakuannya seperti itu?
Bijak banget gue MasyaAllah. Takjub sendiri.
*enggak jelas, bangsat.
**
Gue kurang setuju saat beberapa
lalu ada yang mengatakan bahwa corona ini adalah tentara Allah yang menyerang
kaum kafir. Lalu setelahnya apa yang terjadi? Banyak foto beredar yang
menggambarkan bahwa Kabah sepi. Lalu ada video yang menyerukan agar shalat di
rumah.
Rasanya enggak harus untuk
menjadi ahli agama untuk memiliki rasa empati ke orang lain.
Jika kita bisa membantu,mari
kita tolong. Kalau pun diluar kemampuan yang kita miliki, setidaknya kita
kirimkan doa agar rasa kesulitannya bisa terlewati.
Enggak susah, kan?
Apakah kita harus panik dengan virus Corona ini?
Gini, mendengar berita seperti
ini memang wajar membuat diri kita takut akan hal tersebut. Tapi  enggak baik juga kan untuk berfikir
berlebihan? Hal itu juga terjadi, karen berita-berita yang ada malah membuat
diri kita semakin panik.
Sudah banyak video atau pun
tulisan yang memberikan wawasan agar kita terhindar dari virus Corona ini.
Beberapa contohnya adalah mengkonsumsi
makanan yang meningkatan sistem imun di tubuh kita dengan memakan sumber
makanan yang mengandung Zinc, vitamin C, vitamin D, serta protein. Jangan melupakan
untuk minum air putih. Dan juga mencuci tangan dengan sabun.
Semoga saja virus ini cepat
ditemukan obatnya. Sehingga semua berjalan seperti biasanya.
Dan siaran pertandingan bola,
segera ditayangkan lagi.
Stay safe mate!
Tags:
Dailylife
Tapi lu gak pernah dikira orang Sunda kan sama orang sana?
ReplyDeleteAh iya, yang paling menyebalkan adalah ditundanya liga-liga di eropa sih. Padahal baru aja bayar biaya langganan di MolaTV anjir, eh besoknya liga suspen. Geblek.
sejauh ini sih belom pernah, Man
DeleteMAMPUS
Agak sedih sih membaca ini. Wabah Corona ini emang bikin panik banyak orang, tapi ketakutannya berlebihan juga sampe ngatain gitu mah. Harusnya lu katain balik, Ji. Wkwkwk.
ReplyDeleteEh nggak boleh deng, nggak boleh jahat sama orang yang udah jahatin kita. Biar Allah yang bales, gitu katanya. Huehehe.
gue kan anaknya lemah lembut
Deletekalo ada yang ngatain, pengennya sih gue samperin terus gue ludahin
Tapi sebagai kaum pendatang, apalagi baru berapa hari apa berapa bulan di negara orang, mau "nyembur" orang kaya saran yang ente tulis, ya, mending pikir-pikir dulu. Lah, jadi belajar kaga, ditangkep polisi, iya xD
ReplyDeleteJujur, awal-awal ada kasus corona sebenernya saya nggak begitu mengikuti perkembangannya. Baru, setelah ada berita corona "masuk" Solo, wah, panik itu *tolong jangan ditiru*
TOLONG TERJEMAHKAN KE BAHASA INDONESIA SCREENSHOOT'AN BERITA YANG ANDA TAMPILKAN ITU, TOLONG...
itu dia yang jadi bahan pertimbangan gue, Nu
Deletebaca aja dulu pelan-pelan
sapa tau bisa ngerti maksudnya yha kan
walo dikasi tau skrinsut beritanya, saya tetap nggak bisa dapat infonyaaa.. arab gundul indo mah bisa karena masih menggunakan bahasa indo, itu arab gundul berbahasa arab...
ReplyDeletekarena punya bibi yang lama tinggal di daerah arab (gatau pastinya kota apa), dia banyak bercerita tentang sifat dan sikap mereka. ya, gak jauh beda ama orang indonesia. ada yang lebih parah kasarnya, ada yang lebih lembut perlakuannya. Tapi kalo ide nyembur orang yang sikapnya kasar etrsebut, kalo nggak ada ancaman potong visa, hukum, dan semacamnya, kayaknya boleh benearn dipraktikin, dah. ;)
wkwkwk
Deletenah itu dia,Haw.
doakan aku ya!!
Tolong terjemahkan apa arti dalam bahasa Arab atau Mesir atau Jordan itulah ke bahasa yang pembaca pahami. Gue bisa baca Arab, tapi kemampuannya cetek. Mana bisa Arab gundul. Gue sukanya yang gondrong!
ReplyDeleteKayaknya di setiap wilayah emang ada aja manusia-manusia berengsek yang rasis. Meski demikian, pasti ada yang baik juga. Makanya gue malas dengan generalisasi orang ini begini, itu begitu.
Aamiin buat kalimat penutupnya.
oh iya deng
Deleteitu gundul ya
cheers!
Jahat banget ya manggilnya begitu, semoga segera berlalu wabah ini. Di indonesia juga makin naik terus angka positifnya (death ratenya juga cukup tinggi huhu). Btw bener, nggak faham sama sekali cara baca tulisan arabnya hahaha. Apa disana emang ngga ada yang pakai harokat ya? *(adi penasaran)
ReplyDeletekalo tulisan wa atau koran begitu, setau gue sih emang enggak ada harokatnya sih
Deletewkwk
PAOJIIII. kenapa ada semut lagi PAOJIIII :(
ReplyDeletewow jarang komen, sekalinya komen nanyain napa ada semut. gak guna emang aku tuh wkwkwk.
Btw Paoji kalau ada yang nyebelin macem cerita di atas, tendang aja!! Aku dukung walau dari Bandung :D
gemes loh itu, teh :(
Deletedukung aku ya, teh Pasya!