Hal yang dilakukan saat masa karantina oleh pelajar Jordan


Sudah dua minggu kampus ditutup. Dan sudah beberapa hari juga, kondisi di Jordan tidak se-produktif biasanya. Memang kebijakan di sini, semua toko ditutup, dan warganya dilarang untuk keluar rumah.
Bahkan beberapa hari lalu pun, gue telah menysikan dua video yang menayangkan orang-orang yang ditangkap polisi karena melanggar peraturan ini.
Pertama, pengendara mobil yang diberhentikkan oleh polisi. Kemudian pengendaranya dimasukkan ke dalam mobil patroli.
Kedua, orang yang membuang sampah, lalu juga dimasukkan ke dalam mobil patroli.
Apes bener gila.
Cuma buang sampah, terus masuk penjara.
Padahal orangnya buang sampah di tempatnya loh.
Tapi yang dibuang memang istri atau pasangannya sih.
Enggak deng.
Canda.
Lalu yang ketiga, enggak ada lah.
Kan gue Cuma nonton dua video doang, Nasrul!
**
Yang paling terasa dari semua ini adalah pola tidur gue yang kembali acak-acakan. Baru bisa tidur tengah malam, dan baru beraktifitas siang hari. Sama sekali enggak produktif. Begitu juga dengan urusan kampus yang diberikan secara online. Pusying. Kamar gue hanya kebagian satu batang sinyal wifi doang lagi.
Bedebah.
Gue jadi mulai kangen suasana kampus nih. Kangen datang terburu-buru, lalu bertemu dengan gerombolan gadis Jordan yang menggemaskan, lalu dibentak oleh dosen akuntansi untuk enggak terlambat lagi masuk kelas.
Duh kangen.
Untuk urusan makanan, gue telah menstock berbagai makanan enak. Mulai dari rendah, soto ayam, ayam kari. Meskipun semuanya dalam kemasan mie instan, gue masih bisa kok untuk menikmatinya.
Asalkan....
Asalkan, gue enggak sering-sering buka insta story temen-temen gue yang tinggal di sini.
Ada yang bikin martabak lah, mie ayam, dan ada juga yang bikin nasi kuning dengan daging semur.
Gue ulang ya.
Nasi kuning + daging semur.
Nasi kuning + daging semur.
Anying.
Udah kayak lagi di acara sunatan. Enak banget itu coy.
Bangsat banget lah.
Kalau enggak punya skill masak memang cuma bisa misuh-misuh doang.

Baca juga: Yang datang akan pergi
Belum lagi ditambah dengan postingan temen-temen gue yang berada di Indonesia. Caption nya #WFH tapi yang di upload berbagai jenis makanan.
Ada yang makan Salmon mentai. Dimsum. Pempek. Ayam geprek.
Cobaan apalagi ini Yaa Allah Gusti.
Tapi, untungnya kebijakan agar semua masyarakat tidak boleh keluar rumah, perlahan sudah terganti dengan peraturan baru. Jadi, semua masyarakat diperbolehkan untuk keluar rumah membeli stok makanan di warung terdekat, dari jam 10 pagi sampai 6 sore. Dan tidak diperbolehkan menggunakan kendaraan.
Tapi, gue enggak tau juga sih ke depannya gimana. Bisa jadi, nanti dilarang lagi untuk keluar rumah.
Meskipun sudah diperbolehkan untuk keluar rumah, dan bahkan pihak kampus pun telah memberikan bantuan berupa bahan pangan, manusia seperti gue ini yang tingkat skill masaknya dibawah rata-rata, juga bingung apa yang harus dipersiapkan.
Ujung-ujungnya yang dibeli hanyalah telur, kopi, dan juga mie instan.

Goblok.

Padahal kan tinggal buka aplikasi Cokpad atau pun liat tutorial yang bertebaran di sosial media.


Gue baru mulai sadar. Ternyata alasan badan gue gemuk, berbanding lurus dengan uang jajan gue. Pantesan rasanya uang jajan cepat banget habis, ternyata sering beli makanan cepat saji. Pantes aja enggak kaya-kaya.
Hilih.
**
Di saat seperti ini, rasanya apa-apa jadi parno. Ya enggak sih?
Batuk dikit, diliatin orang.
Bersin, juga begitu.
Kepala terasa pusing, langsung berfikiran yang aneh.
Punya rasa khawatir yang berlebihan itu enggak baik. Justru seolah kekhawatiran yang kita miliki itu membawa badan kita untuk merasakan hal-hal yang sebenarnya enggak terjadi.
Meskipun dalam keadaan darurat seperti ini, pola fikir kita harus tetap terjaga. Jangan sampai stress ya.
Seperti pepatah yang diucapkan oleh penyair ternama dari negri India,
Kabi kusi, Kabi Gum.
Yakin deh, semua ini akan terlewati.
Sabar.
Jangan panik.
Jaga diri.
Dan jangan lupa.
We fallin in love with people we can’t have

17 Comments

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

  1. Kayaknya lama2 di Indonesia juga bakal diberlakukan penangkapan begitu kalo virusnya makin parah dan orang2nya makin selow keluyuran.

    skrg masak di kos udah susah, karena yg make rame dan kompor cuma satu. jadinya ya beli di luar. tapi kalo udah jam 6 malem, selalu bingung mau beli apaan karena udh pada gak jualan dan menu warteg pasti udah dingin gaenak walo udh dipanasin lagi. gofood ujungnya, makin boros... T.T

    gacuma pas batuk, saat kemarin alergi jamur, saya khawatir bakal disangka ketularan virus juga klo sampe sakit. apalgi ada indikasi yg bilang bahwa org yg kena virusnya itu bakal diare, dan dipercaya banyak orang. alergi kemrin kan diare juga akibatnya. musuh/wabah yg gak keliatan ini emang serem dibanding singa yg lepas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga aja di Indonesia emang semakin tegas ya, Haw

      nah itu dia
      emang sekarang ini, semua orang kebanyakan jadi parno gitu uy klo sekitarnya batuk atau bersin. apalagi diare kayak lu kemarin

      Delete
  2. Gue kalau jadi elo yang ngekos di perantauan dalam kondisi kayak gini juga kayaknya cuma bisa diam mendekam sambil nangis liatin story temen-temen gue. Karena gue juga gak bisa ngapa-ngapain :(

    ReplyDelete
  3. Jadi yang kamu lakukan saat masa karantina ini apa Paoji? Nontonin igstory teman-teman? Dah khatam isinya apa aja? Jangan lupa ucapkan shadaqallahuladzim kalau udah khatam ya. Mangat makan indomienya! Wkwk

    ReplyDelete
  4. Pepatah kabi kusi kabi gam sangatlah mengena sekali.

    Like sekali sama polisi di Jordan. Lah, kemarin sempet liat video polisi Indonesia ngusir orang-orang di cafe, malah nggak digubris sama sekali.

    Yowes,zi...semangat masak-masak indomie pakai resep di cookpad, yaw xD

    ReplyDelete
  5. Di Indo udah 17 hari lebih libur, dan beberapa daerah juga udah mulai diberlakukan peraturan -peraturan ga boleh kumpul-kumpul. Tapi anehnya di kampungku masih normal seperti biasa, dan seperti tidak terjadi apa-apaa, herann.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalo di sini lebih banyak peraturannya, dan emang tiap masyarakatnya pun mematuhi tersebut

      Delete
  6. Ga kebayang sih hidup merantau dalam kondisi seperti ini. Tetap semangat yap.

    Tapi di sana lumayan disiplin ya dan ketat juga peraturannya. Indonesia masih banyak yang ga peduli. Keluarga sendiri aja masih sering saya ingetin. Bahkan kemarin di Purworejo dijaga hantu poci biar pada ga keluar rumah, sampai masuk berita Korea segala lagi 😂

    ReplyDelete
  7. Wah itu beneran buang sampah diangkut? Kenapa deh?

    ReplyDelete
    Replies
    1. peraturannya kan emang ga boleh keluar rumah, di :(

      Delete
  8. Udah beneran nggak bisa kemana-mana ya Zi. Kayaknya ketat banget tuh di sana, warganya juga kayaknya manut2 nggak ada yang rewel. Btw, yang kerajaannya jualan makanan, tukang parkir dll. gimana Zi? Pada dapet bantuan nggak?

    Selalu bersyukur menyantap mie instant terus-terusan Zi, seenggaknya enggak kelaparan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. di sini sih enggak ada tukang parkir setau gue, bang
      dan rasanya sih dapet
      karena peraturannya seperti ini, gue belom liat berita rusuh begitu sih

      iyaaa :(

      Delete
  9. Selama WFH pola tidur gue juga kacau, Ji. Gila banget ini mah. Eh btw, itu kalo orang-orang gaboleh keluar rumah sama sekali, kebutuhan pangannya gimana deh? Kok gue penasaran. Apa mereka nyetok atau dianter bahan konsumsi gitu?

    ReplyDelete
Previous Post Next Post

Ads

Ads