Pengalaman Nge Gym di Timur Tengah

Kurang lebih sudah 7 tahun gue memulai kebiasaan olahraga angkat beban. Dan pengalaman nge gym di Timur Tengah, rasanya sangat berbeda dengan saat gue berada di Jakarta.

Semua itu bermula dari gym kecil yang berada didekat rumah, saat gue berkuliah di Mesir, dan terbawa sampai saat ini, ketika gue berada di Yordania.

Gym yang berada di dua negara tersebut, yaitu Mesir serta Yordania, memiliki kebiasaan dengan memisahkan antara gym laki-laki serta perempuan.

Sepengalaman gue sih seperti itu ya. 

Jadi dengan kebiasaan nge gym di tempat yang semua nya laki-laki, gue masih belum terbiasa dengan lingkungan tempat gym yang ada di Jakarta.

Kalau biasa nya dateng ke tempat gym di sini, semasa bodo banget. Hal itu enggak bisa gue lakukan di Jakarta. Pakai parfum segala, pokok nya genit banget. Dih, ada-ada aja deh gue.

Lah kaga jelas, blok

**

Sampai sekarang gue masih merasa heran dengan kebiasaan orang Indonesia yang seolah mendewakan orang luar negri. Entah orang luar negri ini berasal dari Eropa atau pun dari Arab. Padahal kenyataan nya, beberapa orang dari luar negri ada yang memandang remeh orang Asia.

Sama seperti kasus Corono pertama kali muncul. Sebagian orang ada yang bersikap Rasis terhadap orang Asia. Mereka ini sebenernya enggak bisa membedakan juga yang mana orang Cina dan orang Indonesia.

Bahkan terkadang, ketika gue jalan pun banyak anak kecil yang bertiak “Nihau”.

Gemes banget, pengen gue sikut dagu nya.

Dan pengalaman dipandang sebelah mata ini pun terkadang gue alami saat di gym.

**

Waktu ideal saat nge gym menurut gue adalah sebelum solat Asar. Karena gym masih terbilang sepi, dan tentu nya hal ini akan memberikan gue ketenangan karena enggak perlu mengantri untuk memakai sebuah alat latihan.

Tapi berhubung kasur yang gue miliki sangat posesif dengan majikan nya, sehingga gue baru berangkat ke tempat gym seusai salat Asar.

Segala barang yang gue perlukan sudah tersedia. Mulai dari kaus olahraga, botol minuman, handuk serta headset telah gue kenakan.

Ketika itu gue sedang berjongkok, beristirahat antara set latihan, kemudian ada yang menghampiri lalu berkata,

“Udah selesai?” Tanya nya

“Belum, masih ada dua set lagi” Jawab gue

“Lama banget”

“Gue baru set pertama ini bangsat” kalimat terakhir nya enggak ada. Pokok nya ketika jawab, gue berusaha tersenyum.

Kemudian ada orang lain lagi yang menghampiri, dan kali ini lebih ngehe lagi.

“Buruan cabut. Gue mau latihan pakai alat ini” Ucap nya.

Dan orang yang sebelum nya, dia mengatakan,

“Dia udah setangah jam latihan di sini”

“Gue tuh baru banget latihan ya setan, belum ada semenit juga” ucap gue dalam hati.

Setelah nya, dari yang sebelum nya gue jongkok, gue pun berdiri lalu menatap mereka.

Raut wajah kedua orang ini berubah, setelah melihat badan gue yang ternyata lebih tinggi serta lebih besar dari mereka.

Lalu kedua orang tersebut mengatakan agar gue melanjutkan latihan. Dan setelah nya mereka balik badan, kemudian pergi entah kemana.

**

Sebenarnya ini basic manner di gym sih. Seandainya dia ngomong baik-baik, gue pun akan mengajak nya untuk latihan bareng. Tapi, karena kelakuan nya yang seperti itu, gue pun malas untuk menanggapi nya.

Dan untuk kesekian kali nya lagi, gue baru tersadar bahwa badan gue termasuk besar, meskipun gue selalu merasa kecil dan diomelin sama adek gue, dan membuat orang-orang seperti mereka pergi.

Kalau lo sendiri, apakah punya pengalaman ngehe saat olahraga di gym?