Berpetualang dengan Model Rambut Timur Tengah

Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh laki-laki untuk bisa berubah secara instan adalah dengan memotong rambut. Pun itu juga terjadi dengan diri gue. Yang semenjak di sekolah seluruh waktunya dihabiskan dengan potongan ABRI, alias pendek banget. Terkadang botak, tentunya karena terkena hukuman karena melanggar peraturan. Dan juga potongan jundi, seperti tentara, seperti The Real Ronaldo Brazil. Dan bagimana potongan rambut gue saat ini?


Setelah 2020 kemarin goals gue untuk mempunyai rambut gondrong telah berhasil, meskipun banyak orang-orang yang tidak suka akan hal itu, gue merasa tampan. Banget. Ya oke, ini terdengar narsis. Tapi, di platform mana lagi gue bisa narsis seperti ini, hah?


Santai aja, nyet


Semua ucapan yang menentang diri gue untuk mendapatkan rambut gondrong, gue anggap sebagai haters. BTW, orangtua gue pun termasuk golongan orang yang menentang diri gue untuk gondrong. Dan tentunya gue enggak membenci mereka, ya kali deh semenjak sekolah dasar gue sudah diajarkan agama kemudian benci sama orangtua. Ga mungkin, lah. Ya tapi, terkadang apa yang kita inginkan tidak selalu berjalan lurus dengan kehendak orangtua juga, kan?


Wkwk ada-ada aja deh gue





Meskipun rambut gondrong gue itu telah terjadi bertahun-tahun lalu, tapi terkadang gue masih suka mengunggah foto tersebut di sosmed. Berasa keren aja. Meskipun, hal tersebut, punya rambut gondrong, rasanya enggak akan gue lakukan lagi deh. Ribet, butuh waktu lama untuk mengeringkannya, butuh berbagai macam produk yang katanya bisa membantu untuk mempercepat pertumbuhan serta memproteksi rambut. Dan juga, kayaknya efek samping lainnya adalah rambut gue mengering serta rambut gue agak mundur deh karena sering diikat gitu rambutnya.


Hal ini juga yang terkadang membuat beberapa laki-laki merasa minder. Kebotakan, ataupun rambutnya berbentuk huruf M. Kayak versi Dedy Corbuizer ketika masih jadi pesulap.


Dan inilah gaya potongan rambut yang telah pernah gue coba.


Side Part




Potongan timeless dan simple untuk stylish nya. Meskipun potongan ini lumayan banyak digunakan oleh laki-laki, tapi ternyata enggak semudah itu juga mencari tukang potong rambutnya. Bahkan ketika di Mesir, hampir setiap potong rambut dilakukan oleh teman. Dan ketika teman gue itu sedang memiliki jadwal yang padat, tukang cukur yang gue datangi berjarak satu jam dari rumah.


Buzz cut




Pertama kali gue mencoba potongan rambut ini adalah setelah memiliki rambut gondrong. Ini di tahun-tahun 2021 deh. Ketika itu banyak banget video potongan rambut Buzz cut yang berseliweran di Tiktok. Bahkan sampai ada challange nya. Beruntungnya, yang muncul di Fyp adalah hasil-hasil yang bagus setelah mencoba Buzz cut. Karena berhubung ketika di pesantren gue pernah botak plontos, gue merasa potongan rambut ini juga akan baik-baik aja. Turns out, Ibu negara senang sekali melihat potongan rambut gue yang pendek ini. Dan potongan rambut ini lumayan sering gue lakukan di tahun 2021 - awal 2024.


Brust Fade


Pertama kali percobaan, rasanya gagal. Dan selang sehari atau dua hari, gue potong rambut lagi. Karena apa? Karena seperti tidak potong rambut. Meskipun begitu, di percobaan kemarin, lumayan berhasil. Dan sepertinya keinginan gue untuk memiliki rambut Mullet belum akan terjadi, karena selain tentunya gue harus memanjangkan rambut lagi, gue bisa merasakan Burst Fade, yang mana terkesan mirip. Menurut gue sih ya.


70-30(?)






Sebenernya gue agak ragu apakah potongan rambut gue beberapa kebelakang ini adalah 70-30. Atau sebenarnya 60-40. Sebenarnya bisa dianggap Side Part ataupun potongan belah tengah juga. Yang membedakan adalah kalau Side Part itu di ujung kepala. Potongan belah tengah adalah 50-50, yang artinya di tengah-tengah. Sedangkan 70-30 di ujung alis yang berdekatan dengan sebelahnya. Nah, ini apa 70-30 atau 60-40. Kayaknya 60-40 deh. Ya pokoknya seperti yang ada di gambar deh ya.


Dan gue rasa saat ini gue masih suka dengan potongan rambut ini. CMIIW, tapi setelah agak panjangan rambut ini bisa distyle menjadi Ivory Hairstyle ataupun Comma Hair. Ini sepengalaman gue aja sih ya.


Tapi menemukan tukang cukur yang cocok itu sulitnya bukan main. Gue pernah meminta tukang cukur di sini untuk memotong rambut seperti foto yang telah gue tunjukkan. Hasilnya? Aneh banget sumpah. Ditambah lagi, orang-orang Arab ini model potongan rambutnya hampir mirip semua. Sedangkan apa yang gue minta berbeda dengan gaya potong rambut yang telah dilakukannya selama ini. 


Dan setiap pertanyaan yang dilontarkan seusai potong rambut, “Gimana, bagus kan?” Kan amat sangat tidak mungkin gue menjawab, “Jelek banget sumpah. Enggak cocok deh lo jadi tukang cukur, jadi atlit tinju aja cocok, sat!!” Setelahnya gue jambak jenggotnya. Hal itu hanya terucap di dalam hati saja dan berakhir dengan gue memberi pose jempol.


Selain itu, gue sampai sekarang masih belum terbiasa untuk dipotong kumis serta jenggot. Kayak, kan kepala gue otomatis dangak ke atas, dan langsung face to face sama tukang cukurnya. Apakah sebaiknya gue pejamkan mata, atau gue sundul ya?

Post a Comment

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

Previous Post Next Post

Ads

Ads