Pernah enggak sih merasa terlalu banyak hal yang harus dilakukan, tapi bingung harus mulai dari mana? Gue pernah mengalami itu. Rasanya seperti menaiki kapal di hamparan laut, tapi enggak ada petunjuk arah yang jelas. Dari situ gue mulai sadar bahwa mengatur prioritas itu penting banget, apalagi kalau punya tujuan jangka panjang.
Mengatur prioritas itu sebenarnya sebuah seni. Bukan cuma soal bikin daftar tuga, tapi juga memahami apa yang benar-benar penting buat hidup. Nah, ini mungkin beberapa pelajaran yang gue dapat soal cara mengatur prioritas dengan efektif.
1. Tentukan Tujuan Utama
Pelajaran yang gue dapat? Gue enggak bisa fokus ke semuanya sekaligus. Pilih satu atau dua tujuan utama yang benar-benar penting. Contohnya, tujuan gue jangka panjang gue adalah menurunkan berat badan, gue akan memulai fokus pada langkah-langkah awal seperti berapa kalori harian yang harus gue konsumsi agar terjadinya defisit kalori. Jangan terlalu banyak membagi perhatian ke hal-hal lain yang bisa mengalihkan fokus.
Kebetulan gue sudah pernah menuliskan membuat resolusi yang SMART. Bisa di cek di sini ya!!
2. Prioritaskan Berdasarkan Dampak dan Urgensi.
Setelah menentukan tujuan utama, langkah selanjutnya adalah memprioritaskan tugas-tugas apa saja yang mendukung tujuan tersebut. Dulu gue sering merasa kewalahan karena banyak hal yang harus dilakukan setiap hari. Dan akhirnya malah enggak melakukan apa-apa. Padahal semua tugas itu sama pentingnya.
Sebagai contoh, masih sama seperti sebelumnya—kalau tujuannya adalah menurunkan berat badan, mungkin ada banyak hal yang bisa dilakukan. Seperti memasak makanan yang sehat, program apa yang harus dilakukan di gym, lalu cardio nya juga. Namun, di antara semua itu, berolahraga dan menjaga pola makan mungkin lebih mendesak dan berdampak langung pada hasil yang gue inginkan.
Gue mulai menggunakan matriks prioritas Eisenhower yang membagi tugas menjadi empat kategori:
Penting dan Mendesak.
Penting tapi Tidak Mendesak.
Tidak Penting tapi Mendesak.
Tidak Penting dan Tidak Mendesak.
Dengan cara ini, kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar berdampak besar. Misalnya, memilih untuk berolahraga daripada terlalu banyak menghabiskan waktu untuk tugas-tugas yang tidak mendukung tujuan besar.
3. Gunakan Time Blocking untuk Mengatur Waktu
Salah satu hal yang juga paling membantu untuk mengatur prioritas adalah menggunakan metode time blocking, yaitu memblokir waktu khusus untuk setiap tugas atau aktivitas. Dulu, gue sering merasa seperti enggak punya waktu yang cukup untuk semuanya, padahal sebenarnya masalahnya adalah cara gue yang salah dalam mengelola waktu.
Misalnya, gue alokasikan waktu setiap pagi untuk mengulangi hafalan, 1 jam untuk berolahraga, dan 1 jam lagi untuk membaca waktu. Dengan memblokir waktu untuk setiap hal, gue jadi lebih terstruktur dan tidak mudah teralihkan oleh gangguan.
4. Belajar mengatakan “Tidak”
Ini adalah salah satu pelajaran terbesar yang gue terapkan sampai saat ini. Sebagai seseorang yang sering merasa ingin melakukan banyak hal sekaligus, gue dulu lumayan kesulitan untuk mengatakan “Tidak” pada berbagai permintaan atau kesempatan. Padahal setiap kali gue mengatakan “Ya” ada sesuatu yang tidak terlalu mendukung tujuan utama gue, itu berarti gue telah mengorbankan fokus dan energi yang seharusnya gue gunakan untuk hal yang lebih penting.
Dengan belajar mengatur prioritas, gue jadi bisa memilah dan berani untuk menolak hal-hal yang tidak mendesak atau enggak sejalan dengan tujuan jangkan panjang. Misalnya, jika ada undangan acara yang mengganggu latihan atau waktu fokus kerja, gue bisa dengan tenang mengatakan “tidak” dan menghabiskan waktu untuk hal yang lebih produktif.
5. Evaluasi dan Revisi Secara Berkala
Terakhir, mengatur prioritas bukanlah hal yang mudah. Setiap minggu, gue akan duduk dan mengevaluasi apakah gue masih berada di jalur untuk menuju tujuan gue. Jika ada hal yang enggak berjalan dengan baik atau menyebabkan tujuan gue malah berubah, gue akan siap untuk menyesuaikan prioritas.
Kesimpulannya adalah mengatur prioritas merupakan proses yang membutuhkan kesadaran diri dan disiplin. Dengan menentukan tujuan yang jelas, memprioritaskan tugas berdasarkan dampaknya, menggunakan timbe blocking, belajar cara mengucapkan “tidak” pada hal yang enggak penting, dan secara ruting mengevaluasi tujuan, kita dapat lebih mudah mencapai hal-hal yang besar yang kita inginkan.
Perlu dicatat bahwa hal ini adalah perjalanan yang panjang, jadi pastikan untuk menikmati prosesnya sambil tetap fokus pada apa yang benar-benar penting.