Menyeimbangkan Dunia Digital dan Spiritualitas dalam Kehidupan Muslim

Dengan kemudahannya internet membuat diri gue sadar bahwa hidup yang saat ini dijalankan lebih banyak didominasi oleh layar ponsel. Setiap hari dimulai dengan scrolling media sosial, lanjut dengan kerja atau kuliah yang membutuhkan ponsel untuk digunakan, lalu diakhiri dengan nonton series. Rasanya, seperti enggak ada waktu yang benar-benar kosong untuk diri sendiri apalagi untuk mendekatkan diri kepada Allah.


Fikirin gue ketika itu, “Ah enggak apa-apa juga. Kan media sosial bisa jadi ladang dakwah”. Tapi kenyatannya semakin banyak waktu yang dihabiskan dengan online di ponsel, semakin sulit juga fokus dengan beribadah. Bahkan enggak menutup kemungkinan juga ada kejadian dimana terlambat salat hanya keasikan membaca thread orang brantem.





Momen ini menjadi titik balik serta untuk muhasabah diri. Memang enggak bisa dipisahkan kehidupan ini dengan berbagai notifikasi yang muncul di ponsel. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menyeimbangi dunia digial dan spiritualitas.


Pertama, mulai dengan hal kecil seperti mematikan notifikasi dari aplikasi media sosial selama salat dan mengatur waktu khusus untuk baca Al-Qur’an di pagi hari sebelum buka ponsel. Mudahnya dengan mematikan sambungan internet, dan fokus dengan ibadah yang dilakukan. Awalnya sulit, tapi setelahnya sadar bahwa enggak ada hal yang mendesak untuk buru-buru buka ponsel.


Hal ini pernah gue alami ketika di tahun ke-2 dan 3 di Mesir. Saat itu gue tinggal di tempat yang dikhususkan untuk menghafal Al-Qur’an. Awalnya gue merasa bahwa hafalan gue sudah lumayan bagus, tapi di hari pertama mengikuti program hafalan setelah salat shubuh gue sudah mendapatkan cobaan.


Awalnya gue mengantri untuk menyetorkan hafalan yang telah gue hafal sebelumnya selama di Indonesia. Ketika tiba datang giliran, gue mulai menutup Al-Qur’an dan mulai melafalkan bacaan. Enggak sampai 3 menit, Ustad nya berkata, “Antum sebaiknya jangan mulai menyetorkan hafalan terlebih dahulu. Dibuka Al-Qur’an nya lalu baca. Nanti Ana simak bacaannya”.


Alias, sampah banget bacaan gue nyettt!!!


Ini lumayan menguji mental, karena gue merupakan seorang anak yang sejak dini dimasukkan sekolah Madrasah Ibtidaiyah, sore harinya berangkat ke masjid untuk menghadiri TPA (Taman Pengajian Al-Qur’an), setelah dari Ibtidaiyah gue dimasukkan ke Pondok Pesantren sampai gue SMA. Dan, bacaan Al-Qur’an gue jelek??


Fak kata gue teh


Tapi, inilah pentingnya untuk menanamkan fikiran untuk mengosongkan gelas. Jangan sampai penuh, agar bisa terus belajar.


Oke, lanjut.


Kedua, mulai ganti akun-akun yang enggak memberi manfaat dengan akun yang sering membagikan pengingat Islami, seperti hadits atau nasihat ulama. Kalau pun ketika membuka media sosial malah ditampilkan konten yang tidak jelas atau pun orang marah-marah, di skip aja. Bukan malah diterusin bacanya.


Ketiga, selalu install aplikasi Islami. Seperti aplikasi jadwal salat, Al-Qur’an digital serta aplikasi untuk mencatat amalan harian. Jika sudah bisa menjalankan amalan wajib, kita tingkangkat lagi amalan sunnah. Ini remeh, tapi semoga hal remeh ini bisa dikerjakan ya. Karena, jangan lupa tuga kita sebagai manusia adalah untuk beribadah. Masya Allah. Keren banget kalimat gue barusan. Takbir!!


Satu hal yang paling gue pelajari dari semua ini: menyeimbangkan dunia digital dan spiritualitas itu soal niat dan disiplin. Memang akan selalu ada tantangan—gue pun juga tidak menyanggah bahwa diri ini masih suka tergoda uka media sosial terlalu lama sampai lupa waktu. Tapi gue yakin, usaha sekecil apa pun untuk mendekatkan diri pada Allah pasti dihargai.


Jadi, buat yang masih merasa kehilangan keseimbangan, coba deh pelan-pelan atur ulang kebiasaan digitalmu. Mulailah dengan langkah kecil untuk memprioritaskan waktu ibadah atau mengganti kebiasaan scrolling tanpa makna dengan melakukan hal lain yang lebih bermanfaat. Percayalah, hidup akan terasa lebih bermakna ketika spiritualitas dan teknologi bisa berjalan selaras.



Post a Comment

Biar gue bisa baca blog kalian juga, tolong tinggalkan jejak ya!

Previous Post Next Post

Ads

Ads